TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan alasannya menunjuk Wiranto menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).
Menurutnya Wiranto memiliki pengalaman dan track record yang panjang di pemerintahan.
"Kembali lagi tadi saya sampaikan masalah pengalaman track record pak Wiranto sudah panjang dan pengalamannya di pemerintahan saya kira itu," ujarnya dikutip dari YouTube Sekertariat Negara, Jumat (13/12/2019).
Jokowi menambahkan Wiranto telah menyelesaikan banyak masalah dan akan bisa memberikan pertimbangan kepada Presiden.
"Tugas Watimpres kan memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden," ungkapnya.
Sementara itu, analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan Presiden Jokowi Jokowi memiliki kecenderungan melakukan politik akomodatif.
BACA JUGA: Pengamat: OSO Cerdas, Tolak Masuk Wantimpres
Hal itu merujuk pada penunjukan mantan Menkopolhukam Wiranto sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Begitu pula saat pemilihan menteri, wamen hingga staf khusus.
"Jokowi punya kecenderungan sama sejak awal yakni politik akomodatif. Sejak pemilihan menteri, wamen, stafsus dan wantimpres warna akomodasinya cukup kentara," ujar Adi, saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (14/12/2019).
Adi menilai penunjukan Wiranto didasarkan pada lamanya berkutat dan pengalaman politik keamanan yang dimiliki bersangkutan daripada sosok lainnya.
"Termasuk Wiranto adalah orang yang banyak berkontribusi atas kemenangan Jokowi di pilpres lalu," kata dia.
Lebih lanjut, politik akomodatif yang dilakukan Jokowi disebut Adi memiliki kecenderungan 'zero enemy'.
Dimana Jokowi tak mau terkesan memiliki jarak dengan kelompok tertentu.
"Misalnya Habib Lutfi dipilih menjadi Wantimpres sebagai legacy bahwa Jokowi dekat ulama dan habib. Termasuk (penunjukan) Sukarwo menegaskan Jokowi punya pertalian politik dengan Demokrat," tandasnya.
BACA JUGA: Wagub Jatim Emil Dardak Bangga Pakde Karwo Jadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah melantik sembilan anggota Wantimpres.
Pelantikan ini berdasarkan surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 137/P/2019 Tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pertimbangan Presiden.
"Saya kira beliau-beliau ini memiliki kapasitas untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden, baik diminta ataupun tidak minta. Saya kira beliau-beliau memiliki kapasitas," tutur Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Menurut Jokowi, sembilan Wantimpres memiliki pengalaman yang luas di masing-masing bidang, seperti sosial, keagamaan, ekonomi dan lainnya.
"Ekonomi misalnya pak Dato Tahir, misalnya yang berkaitan dengan ekonomi kecil ibu Putri," ujar Jokowi.
BACA JUGA: Ini 9 Profil Lengkap Wantimpres Baru Jokowi: Wiranto, Habib Luthfi hingga 2 Konglomerat Indonesia
Diketahui, sembilan Wantimpres telah berusia 60 tahun lebih, yaitu:
1. Sidarto Danusubroto (politikus PDIP) lahir Pandeglang, 11 Juni 1936.
2. Dato Sri Tahir (bos Mayapada Group) lahir di Surabaya, 26 Maret 1952.
3. Putri Kuswisnuwardhani (bos Mustika Ratu) lahir di Jakarta, 20 September 1959.
4. Wiranto (mantan Menko Polhukam) lahir di Yogyakarta 4 April 1947.
5. Agung Laksono (politikus Golkar) lahir di Semarang 23 Maret 1949.
6. Arifin Panigoro (bos Medco Energi) lahir di Bandung 14 Maret 1945.
7. Soekarwo (mantan Gubernur Jawa Timur) lahir Madiun 16 Juni 1950.
8. Lufhfi Bin Yahya (tokoh NU) lahir di Pakelongan, 10 November 1947
9. Muhammad Mardiono (polikus PPP).
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin/Seno Tri Sulistiyono/ Vincentius Jyestha Candraditya)