TRIBUNNEWS.COM - Kebijakan untuk melakukan ekspor benih lobster dipertanyakan beberapa kalangan.
Mantan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti juga memberikan tanggapan.
Dengan tegas, Susi selalu membagikan unggahannya di laman Twitternya menolak adanya kebijakan tersebut.
Susi merasa ekspor benih lobster akan merugikan berbagai pihak.
Unggahan tersebut Tribunnews akses melalui Twitter Eko P Sandjojo.
"Nelayan-nalayan yang merugi. Tanpa dikasih makan, tanpa perlu memelihara. Karena Tuhan yang pelihara," kata Susi melalui video yang diunggah oleh Eko P Sandjojo.
Sementara itu, Menteri KKP Edhy Prabowo buka suara terkait polemik ekspor benih lobster.
Dalam laman Twitternya, Edhy membagikan unggahan video terkait polemik ekspor benih lobster.
"Kami ingin mendengarkan dari semua sisi. Mempelajari bersama dengan berbagai stakeholder, setelah itu akan kami sampaikan hasil rekomendasinya. Saat ini masih belum ada kebijakan yang diambil, masih kami kaji.
Kelestarian lingkungan dan mata pencaharian harus berjalan beriringan," tulis @Edhy_Prabowo.
Menteri KKP tersebut menuturkan, beberapa hari ini cukup ramai perbincangan soal lobster.
Kebijakan yang menjadi perbincangan publik ini menurutnya masih dalam tahap pendalaman.
"Ribuan orang yang tergantung dalam kehidupannya ini dulu yang harus dicari jalan kelaurnya," kata Edhy dalam unggahan videonya.
Ia menegaskan sudah menjadi tugasnya untuk mencari jalan keluar terkait polemik ini.
Salah Satu Opsi
Menutur Edhy Prabowo, ekspor benih lobster merupakan salah satu opsi.
Namun ia juga mempertanyakan, apakah opsi tersebut sudah benar?
Kini, opsi tersebut tengah didalami lagi.
"Belum menjadi keputusan, apakah solusinya ekspor 100 persen?," katanya dalam video tersebut.
Ia menegaskan tidak akan setuju apabila ekspor benih lobster dilaksanakan 100 persen.
Apabila dilempari pertanyaan soal sikapnya terkait ekspor benih lobster ini, Edhy menegaskan ia ingin lobster dapat dibesarkan 100 persen di Indonesia.
"Itulah potensi kita, dan akan mendapatkan nilai tambah besar," tegas Edhy Prabowo.
Tanggapan Fadli Zon
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon juga ikut menanggapi kritikan yang dilontarkan Susi Pudjiastuti.
Ia mengungkapkan melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon pada Selasa (17/12/2019).
"Saya sarankan pada kolega saya Menteri Edhy Prabowo untuk mempertimbangkan masukan dan kritik yang baik soal benih lobster.
Jangan apriori walau datang dari manapun apalagi dari pendahulu @susipudjiastuti yang punya nasionalisme tinggi.
Saya yakin Menteri Edhy Prabowo akan bijak bersikap." tulis Fadli dalam cuitannya.
Fadli menyarankan para koleganya di Kementerian yang dipimpin Edhy Prabowo supaya mempertimbangkan masukan dan kritik yang baik soal benih lobster.
Apalagi jika kritikan tersebut datang dari pemimpin KKP sebelumnya yakni Susi Pudjiastuti.
Fadli menambahkan Susi memiliki nasionalisme tinggi dan sang menteri baru akan bijak dalam bersikap.
Tanggapan Faisal Basri
Faisal Basri buka suara terkait rencana membuka kembalil ekspor benih lobster.
Menurutnya, Kabinet Indonesia Maju baru beberapa bulan terbentuk dan muncul rencana untuk membuka kembali ekspor benih lobster.
Hal tersebut dinilai Faisal Basri tidak masuk akal.
"Namanya kan bibit, bibit dijual ya gimana ya? Gila enggak? Itu saja," kata Faisal Basri yang Tribunnews kutip melalui Kompas.com.
Menurut Faisal, ada sindikat mafia yang melihat keuntungan besar dari ekspor benih lobster.
Bahkan, keuntungannya lebih besar dari bisnis kapal ilegal yang diberantas Susi pada masanya.
Akibatnya, mafia itu mencari celah untuk agar ekspor benih lobster kembali diizinkan.
"Kapal ilegal kan enggak ada artinya apa-apa, ditenggelamkan ruginya sedikit. Kalau untungnya dari benih lobster, besar. Ada mafia itu. Ada. Saya enggak tahu (mafianya siapa). Anda cari," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Faisal Basri: Larangan Ekspor Benih Lobster Dicabut, Sudah Gila Itu"
Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (Kompas.com/ Fika Nurul Ulya)