News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggota DPR Minta Menpora Perbaiki Carut-marut Organisasi Cabang Olahraga

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi X DPR RI, Dr. Muhammad Kadafi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Dr Muhammad Kadafi, mempertanyakan sejumlah carut-marut di organisasi cabans olahraga di Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Menteri Olahraga dan Pemuda, Zainudin Amali, di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (16/12/2019) malam.

“Kementerian harus membongkar akar persoalannya, dan langsung membenahinya. Sebab itu juga manjadi pangkal masalah yang menghambat prestasi atlet," katanya.

Kadafi mengatakan, di dalam tubuh organisai olahraga itu juga ada oknum-oknum yang berperilaku superti duri dalam daging.

“Mereka pastinya bukan atlet, malah numpang hidup di situ sekaligus merusak dunia olahraga. Para oknum-oknum inilah yang kemudian menghidupkan budaya korupsi kolusi dan nepotisme (KKN). Merusak budaya jujur dan sportif yang hidup dalam olahraga,” katanya.

Kadafi mempertanyakan solusi menteri dalam menyelesaikan carut-marut induk-induk organisasi cabang olahraga itu.

“Salah satunya kita bisa lihat adalah persoalan pada olahraga tenis meja,” kata mantan Rektor Universitäs Malahayati Bandar Lampung ini.

Disebutkan, tenis meja menjadi salah satu olahraga yang paling terlantar di Indonesia.

“Akibat carut-marut di organisasinya yang dirugikan adalah para atletnya, ini kan tak perlu terjadi, apalagi kisruh ini tak pernah selesai-selesai sejak 2013,” katanya.

Kadafi juga memandang pemerintah perlu memperhatikan keberlangsungan masa depan atlet.

Bukan hanya soal beasiswa dan bentuk apresiasi lainnya yang memang harus dilakukan.

“Maka perlu integrasi antara olah raga dan dunia pendidikannya. Misalnya venue olahraga bisa di tempat-tempat pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Sebab para atlet ini memiliki masa depan yang panjang,” katanya.

“Jangan sampai venue olah raga nggak bisa dipakai oleh calon-calon atlet untuk latihan, makanya kita harapkan nantinya venue dibangun bekerja sama dengan dunia pendidikan. Jadi tidak lagi terjadi seperti GBK yang sulit dipakai oleh para atlit apalagi calon atlet karena biaya operasional mahal. Jika di sekolah dan kqmpus-kqmpus pasti Indonesia akan kita dapatkan calon-calon atlet yang nantinya membawa harum bangsa," kata Kadafi.

Kadafi berharap dengan adanya venue di tempat pendidikan maka akan semakin beragam atlet berbakat di Indonesia.

“Karena kampus ataupun sekolah bisa memberikan muatan pelajaran sesuai venue yang mereka miliki dan sekaligus bisa melihat potensi calon-calon atlet baru dan nantinya kita maju di bidang olahraga,” katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini