Gibran, lanjutnya, saat ini sedang memanfaatkan momentum politik dimana anak muda menjadi pemimpin.
Terlepas dari itu semua, tak bisa dipungkiri isu terkait dinasti politik pasti santer mengiringi langkahnya maju sebagai calon Wali Kota Solo.
"Sekarang PR-nya beliau meyakinkan masyarakat bahwa dia adalah seorang Gibran bukan Gibran numpang tenar dari anaknya Jokowi.
Tapi kalau untuk menang dia bisa.
Secara momentum, anak muda ini memang lagi waktunya, jadi kalau dihitung-hitung memang pas saat ini, kalau nanti-nanti hilang momentumnya," jelasnya.
Menurutnya isu terkait dinasti politik dinilai wajar mengiringi langkah Gibran, namun hal tersebut tidak perlu dirisaukan.
Kuncinya hanya satu, yakni meyakinkan masyarakat bahwa dirinya bukan numpang ketenaran sang ayah.
Selain itu, juga Gibran juga harus jarang-jarang tampil bersama Jokowi.
Kerja aja dari sekarang, karena ngak mungkin bisa hilang (isu dinasti politik)," imbuhnya.
Terkait peluang mendapatkan rekomendasi partai, Hendri menegaskan bahwa hal tersebut tergantung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Namun jika dihitung-hitung peluangnya sangat besar selain memiliki popularitas, saat ini juga merupakan momentum yang tepat bagi partai melakukan regenerasi.
Selanjutnya, imbuhnya, yang bisa dilakukan Gibran sembari menunggu rekomendasi, yakni harus sowan ke DPC PDIP Solo.
"Harus unggah-ungguh turun lagi ke DPC Solo kemudian ke senior-senior Kota Solo untuk meredam emosi dan pergolakkan yang ada.
Sehingga, ada hati dan penerimaan dari masyarakat Solo untuk Gibran," imbuhnya.