TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Hukum Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai perkembangan upaya pembebasan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok milis Abu Sayyaf positif.
Ia mengatakan saat ini Pemerintah Indonesia dan Filipina tengah memburu kelompok yang masih menyandera satu dari tiga WNI tersebut.
"Abu Sayyaf masih membawa satu, masih membawa satu lagi. Sedang diburu. Ya kita tunggu sajalah, perkembangannya positif. Dua sudah siap diterbangkan ke jakarta, sedang cek kesehatan," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Senin (23/12/2019).
Diberitakan sebelumnya, dua WNI yang disandera selama 90 hari oleh kelompok milisi Abu Sayyaf di Filipina atas nama SM dan ML yang berhasil dibebaskan akan segera menjalani pemeriksaan kesehatan dan segera dibawa ke Indonesia.
Baca: Kemenlu: 2 WNI Sandera Abu Sayyaf yang Sudah Berhasil Dibebaskan Segera Dibawa Pulang ke Indonesia
Hal itu sebagaimana disampaikan Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah ketika dikonfirmasi pada Minggu (22/12/2019).
"SM dan ML akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya akan segera direpatriasi ke Indonesia," kata saat dikonfirmasi pada Minggu (22/12/2019).
Faizasyah mengatakan, Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi atas kerja sama Pemerintah Filipina yang baik.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menyampaikan duka cita atas gugurnya satu personil militer Filipina dalam operasi tersebut.
Baca: Militer Filipina Bebaskan 2 Warga Indonesia yang Disandera Abu Sayyaf
"Pemerintah Indonesia berharap satu sandera WNI lainnya atas nama MF dapat segera menyusul dibebaskan," kata Faizasyah.
Faizasyah menjelaskan, berbagai langkah diplomasi telah dilakukan sejak awal melalui pembicaraan langsung Presiden Jokowi dengan Presiden Duterte serta Menteri Luar Negeri RI dengan Menteri Pertahanan Filipina.
"Pembicaraan tersebut ditindaklanjuti dengan koordinasi internal Pemerintah yang dilakukan Kemenkopolhukam RI," kata Faizasyah.
Ia juga menjelaskan, pembicaraan tersebut ditindaklanjuti melalui kerjasama intensif antara badan intelejen Indonesia dengan militer Filipina.
"Operasi pembebasan berhasil menjejak posisi penyandera dan terjadi kontak senjata pada 22 Desember 2019 pagi hari," kata Faizasyah.
Sementara, satu sandera WNI lainnya atas nama MF masih terus diupayakan pembebasannya.