TRIBUNNEWS.COM - Pemenang sayembara desain Ibu Kota Negara, Sibarani Sofian menjelaskan konsep 'Nagara Rimba Nusa' yang diusungnya dalam Sayembara Desain Ibu Kota.
Menurutnya, 'Nagara Rimba Nusa' dipilih karena Nagara merupakan perwakilan pemerintah dan rakyat.
Sementara Rimba adalah karakter hutan yang ada di lokasi ibu kota baru yaitu Kalimantan.
"Nusa adalah satu hal yang identitasnya bisa kita miliki sebagai bangsa Indonesia karena kita tinggal di kepulauan."
"Kepulauan adalah identitas bangsa kita," ujarnya dilansir melalui YouTube Sekertariat Presiden, Senin (23/12/2019).
Ia menambahkan, konsep Nagara Rimba Nusa yang diusungnya mengangkat cerita hutan yang menjadi inspirasi dalam membangun sebuah kota.
Sibarani Sofian mengungkapkan, ingin menjadikan kota menjadi bagian ekosistem alam yang terintegrasi.
Langkah awalnya dengan mengembangkan hutan-hutan di Kalimantan.
Remaja di Tanah Datar Lecehkan Kitab Suci, Akui Disuruh Orang, Diupah Rp 50 Ribu, Kejiwaan Diperiksa
Viral Remaja Lecehkan Kitab Suci di Tanah Datar, Disuruh Orang Demi Rp50 Ribu, Kejiwaannya Diperiksa
"Komitmen kita adalah Heart of Borneo yaitu 45 persen daerah Kalimantan harusnya hutan."
"Usahanya dengan memindahkan ibu Kota di lokasi tersebut. Inilah titik komitmen kami bisa melakukan itu," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menjelaskan tiga kriteria yang digunakan dalam menentukan pemenang Sayembara Desain Ibu Kota baru.
BACA JUGA : Danis Sumadilaga: Pemenang Desain Ibu Kota Baru akan Diajak Camping ke Kaltim
Hal pertama adalah Ibu Kota negara sebagai identitas bangsa.
"Tidak hanya memindahkan kota seperti yang diarahkan Presiden, tapi identitas bangsa untuk kemajuan peradaban Indonesia ke depan," ujarnya dilansir melalui YouTube Sekertariat Presiden, Senin (23/12/2019).
Poin kedua, keberlanjutan kota tersebut.
Pemerintah menginginkan ibu kota yang friendly ,memperhatikan lingkungan, memperhatikan kebencanaan, sosial, dan ekonomi.
"Keberlanjutannya yang penting," tegasnya.
Ketiga, kota bukan untuk generasi saat ini tapi generasi mendatang.
"Jadi kota harus menunjukkan kecerdasan, kemudian modern dan standar internasional," ungkap dia.
Sebelumnya, Ahli Masterplan dari pemenang pertama sayembara desain ibu kota negara, Arjuna Sinaga menjelaskan timnya memiliki konsep danau yang merepresentasikan Pancasila.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, pada Senin (23/12/2019).
Arjuna menuturkan terdapat satu poros panjang yang diberi nama Bhinneka Tunggal Ika.
Desain yang dibuat oleh tim Arjuna juga meletakkan plaza bernama Bhinneka Tunggal Ika berada di tengah.
Arjuna menjelaskan dalam desain timnya terdapat danau yang merepresentasikan Pancasila.
Di danau, dibuat lima bangunan yang menjadi perwakilan dari setiap sila di dalam Pancasila.
Mulai dari sila pertama, yakni ketuhanan yang Maha Esa hingga sila ke lima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Desain untuk ibu kota negara baru tidak hanya perwakilan dari alam serta kelangsungan antara manusia dan Tuhan, tapi juga menunjukan sebuah kota yang dapat berproses dari segi pemerintahannya.
"Ada satu poros panjang, yakni poros Bhinneka Tunggal Ika, lalu kita punya Plaza Bhinneka Tunggal Ika di tengah-tengah dan di ujung itu ada representasi dari danau Pancasila," ujar Arjuna.
"Setiap sila dilambangkan dalam bentuk bangunan yang sifatnya itu melayani masyarakat."
"Jadi secara fisik, kami mengambil representasi tidak hanya dari inspirasi alam dan poros kesinambungan antara manusia dan pencipta, tapi juga bagaimana suatu kota itu terbentuk dan berjalan dari segi pemerintahannya," kata dia.
Tidak hanya itu, pemenang pertama sayembara desain ibu kota negara baru ini juga menerapkan konsep biomimikri di dalam gagasan mereka.
(Tribunnews.com/Faisal Abdul M/Febia Rosada Fitrianum)