News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir di Jakarta

Banjir Jabodetabek, Ida Fauziah: Ini Terparah, Tjahjo Kumolo Bolehkan ASN Cuti Sebulan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi PKB Ida Fauziah tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Menurut rencana, presiden Joko Widodo akan memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik hari ini usai dilantik Minggu (20/10/2019)

Cuti dengan alasan penting, bisa disebabkan keluarga PNS sakit atau meninggal dunia, PNS sakit, istri PNS melahirkan, dan terdampak bencana alam.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo usai rapat bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang membahas penyederhanaan birokrasi, di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019). (Rina Ayu/Tribunnews.com)

Tjahjo melanjutkan, PNS yang mengalami musibah bencana alam, dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan paling rendah dari Ketua Rukun Tetangga (RT).

"Namun hal ini juga disesuaikan dengan kondisi yang terjadi," ujar mantan Menteri Dalam Negeri tersebut.

Baca Juga: Menteri PUPR Sebut Tinjauan Jokowi ke Waduk Pluit Memastikan Semua Alat Normal

Pakar Tata Kota Yayat Supriyatna (Youtube Kompas TV)

Sebelumnya, Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna memberikan penjelasan terkait penyebab banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1/2020).

Baca Juga: DPR RI Serahkan Bantuan ke Korban Banjir di Pengadegan

Menurutnya banjir ini menunjukkan sistem tata kelola air di Jakarta sangat buruk.

"Mengapa sangat buruk karena kapasitas drainase sudah tidak maksimal lagi untuk mengantisipasi intensitas curah hujan yang makin lama makin tinggi.

Besarnya curah hujan sudah tidak mampu diatasi oleh sistem drainase kita," ujarnya dilansir melalui YouTube OfficialiNews, Kamis (2/1/2020).

Ia menambahkan sistem drainase di Jakarta masih menggunakan pola lama yang sudah tidak relevan dengan kondisi Jakarta sekarang.

"Sistem drainase kita di desain masih dijaman kolonial tapi masih digunakan dijaman milenial.

Jadi dimensi besaran, tata alirannya masih mengacu kepada pola-pola lama dengan kondisi kota yang belum sebesar sekarang," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Faisal Mohay) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini