TRIBUNNEWS.COM - Majunya Gibran Rakabuming Raka putra sulung Presiden Jokowi dinilai sebuah dinasti politik.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2019) lalu.
Dilansir Kompas.com, Ray Rangkuti menyebut dinasti politik yang dibangun oleh Presiden Jokowi jauh lebih kuat daripada dinasti-dinasti politik lain.
Hal ini terkait majunya Gibran, ditambah lagi rencana menantu Jokowi, Bobby Nasution, yang maju pada pertarungan pemilihan Wali Kota Medan.
"Saya pikir dinasti politik Jokowi jauh lebih kuat dibandingkan dinasti-dinasti yang lain," kata Ray.
Membandingkan dengan AHY
Ray juga memberikan perbandingan pencalonan Gibran dan Bobby dengan pencalonan putra Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), pada Pilkada DKI 2017 silam.
Ray menyebut, kala itu SBY sudah tak lagi menjabat sebagai presiden.
"(Pencalonan Gibran dan Bobby) itu saya sebut komplet dinastinya, dari semua variabel masuk. Pertama hubungan darah, sedang menjabat, tidak punya basis politik dan menangguk keuntungan dari popularitas bapaknya," kata Ray.
Lebih lanjut, Ray mengatakan Gibran dan Bobby punya keistimewaan untuk mencalonkan diri pada pilkada.
Lantaran, keduanya memiliki hubungan darah yang sangat kuat dengan Jokowi.
Dinasti politik itu kian kuat karena saat ini Presiden Jokowi masih menjabat.
Bukan tidak mungkin jika Gibran dan Bobby memanfaatkan popularitas kepala negara, apalagi, keduanya tidak punya jejak karier politik.
"Beda cerita kalau Jokowi sudah tidak jadi presiden lalu mendorong atau membiarkan anaknya terlibat dalam politik."