TRIBUNNEWS.COM - Hujan yang terus mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Selasa (31/12/2019) sore hingga Rabu (1/1/2020) pagi mengakibatkan banjir di sejumlah titik.
Tidak hanya banjir, sejumlah daerah juga alami peristiwa tanah longsor.
Diketahui dari video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV pada Minggu (5/1/2020), hingga kini 60 orang dinyatakan meninggal dunia akibat banjir dan longsor.
Data tersebut mencakup seluruh wilayah di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Hingga saat ini, cuaca ekstrem telah memasuki hari ke lima.
Pusat Krisis Kesehatan dari Kementerian Kesehatan telah merilis jumlah korban yang diakibatkan dari adanya peristiwa banjir dan tanah longsor.
Peristiwa kali ini juga mengakibatkan 86 orang luka berat.
Sedangkan, 12.144 orang mengalami luka ringan.
Selain itu, 92.261 warga diharus meninggalkan tempat tinggal mereka yang terdampak banjir dan tanah longsor sehingga harus mengungsi.
Sebanyak 429.945 warga yang berada di berbagai daerah di Jabodetabek juga harus merasakan dampak dari banjir dan juga longsor yang terjadi.
Sementara itu, Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko mengungkapkan curah hujan masih tinggi hinga beberapa hari ke depan.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, pada Sabtu (4/1/2020).
Hary menghimbau pada masyarakat untuk tetap waspada.
Karena sejak Minggu (5/1/2020) hingga Jumat (10/1/2020) diprediksi akan ada curah hujan dengan tingkat yang cukup tinggi.
Meski demikian, prediksi tersebut terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Yakni di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, serta Nusa Tenggara.
Tak hanya itu, Hary menuturkan curah hujan tinggi juga dapat terjadi di Kalimantan bagian Selatan dan Sulawesi.
"Memberikan kewaspadaan kepada masyarakat rentang waktu periode antara tanggal 5 sampai 10 Januari ada indikasi potensi curah hujan yang cukup signifikan," terang Hary.
"Tidak hanya di wilayah Sumatera bagian Selatan, tetapi Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara juga."
"Termasuk di Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi, dan seterusnya," tambahnya.
Hary menjelaskan saat Bulan Januari intensitas hujan mengalami perbedaan saat Desember, lalu.
Intensitas hujan saat Desember lalu berada di level tengah.
Sedangka, untuk bulan Januari kali ini, akan didominasi hujan dengan intensitas tinggi.
"Di Bulan Desember lalu didominasi dengan intensitas menengah," jelas Hary.
"Saat ini di bulan Januari di dominasi intensitas tinggi."
"Intensitas tinggi itu di atas 300 milimeter per bulan," lanjutnya.
Hary mengungkapkan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan terjadi beberapa peristiwa.
Seperti banjir, tanah longsor, serta gangguan kesehatan.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)