Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Inggris prihatian atas kasus yang menjerat seorang mahasiswa S3 asal Indonesia, Reynhard Sinaga.
Ketua PPI Maria Stela Clarisa Nau mengatakan, kasus Reynhard Sinaga menjadi sorotan media.
Apa yang dilakukan Reynhard Sinaga masuk dalam kategori kejahatan luar biasa yang belum pernah terjadi di Inggris.
"Kami mahasiswa Indonesia khususnya dari organisasi PPI prihatin sekali dengan apa yang terjadi," ujar Stela saat dihubungi Tribun, Selasa (7/1/2020).
Baca: Psikolog Sebut Reynhard Sinaga Psikopat, Sulit Diobati Sekalipun dengan Psikoterapi
Stela mengatakan, tak ada dampak langsung yang dirasakan pelajar Indonesia lain setelah vonis seumur hidup kepada Reynhard Sinaga.
Ia menilai, masyarakat di Inggris memandang kasus tersebut sebagai kasus personal sehingga tidak menimbulkan sentimen negatif kepada pelajar Indonesia lainnya.
"Apakah itu berdampak langsung dengan kegiatan pelajar sehari-hari di Inggris? Tidak terganggu. Kami tetap beraktivitas seperti biasa, kuliah, melakukan tugas, berkoodirnasi satu sama lain seperti biasa tidak ada halangan yang berartinya. Artinya tidak ada respons yang berbeda, negatif dari masyarakat Inggris maupun orang-orang di sini, ya semua berjalan dengan normal," ujar Stela.
Baca: Baru Heboh Sekarang, Kasus Reynhard Sinaga Ternyata Sempat Dirahasiakan Inggris, Ini Penyebabnya
Stela menambahkan, aktivitas pelajar Indonesia di Inggris berjalan seperti biasa.
"Kami beraktivitas seperti biasa, kami antar sesama pelajar saling mengingatkan, dan kami percaya KBRI telah menjalankan tugasnya dengan baik," tutur dia.
Dari data PPI ada sekitar 4.000 pelajar asal Indonesia yang menimba ilmu di negeri Ratu Elizabeth.
159 kasus pemerkosaan
Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup setelah terbukti dalam 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 pria
Bukti kejahatan Reynhard Sinaga, pelaku pemerkosaan terbesar di Inggris, dilaporkan mencapai 3 terabite.