TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto memberikan klarifikasi terkait kabar yang menyebut dirinya terlibat dalam kasus suap yang menjerat Wahyu Setiawan.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan terjerat kasus suap penetapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Tak hanya menjerat Wahyu Setiawan, kasus suap tersebut juga menyeret nama Politikus PDI-P, Harun Masiku.
Sehingga Hasto memberikan klarifikasi atas namanya yang ikut terseret itu.
Berikut klarifikasi dari Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto:
Duga Ada yang Menggiring Opini
Hasto merasa ada ada yang menggiring opini bahwa dirinya telah menerima dana haram dan menyalahgunakan kekuasaannya di PDI-P.
"Ada yang mem-framing saya menerima dana, ada yang mem-framing bahwa saya diperlakukan sebagai bentuk-bentuk penggunaan kekuasaan itu secara sembarangan," kata Hasto di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/202), dikutip dari Kompas.com.
Menurut Hasto, framing itu terlihat dari narasi yang menyebutkan seolah-olah ada staf kesekjenan PDI-P bernama Doni yang ditangkap KPK dalam kasus ini.
Selain itu, ia juga menyebut ada orang yang menggiring opini seakan dirinya dikejar oleh KPK hingga ke PTIK, Kamis (9/1/2020) lalu.
Hasto mengaku dirinya saat itu tengah sibuk mempersiapkan Rakernas dan HUT PDI-P.
"Saya sejak kemarin mempersiapkan seluruh penyelenggaraan rapat kerja nasional ini," katanya.
PDI-P Tak Pernah Ikut Negosiasi
Hasto Kristiyanto membantah partainya melakukan negosiasi dengan KPU terkait penetapan anggota DPR dalam proses pergantian antar waktu (PAW).