Patroli TNI melakukan operasi mengusir mereka setelah TNI menerbangkan pesawat intai maritim Boeing 737 AL-7301 milik TNI AU melakukan pengawasan di perairan Utara Natuna dan sekitarnya.
"Meski agak sedikit membandel, namun kapal-kapal China tersebut akhirnya mau meninggalkan perairan Utara Laut Natuna hingga keluar dari ZEE Indonesia," kata Yudo Senin (13/1/2020).
Baca: Kapal China Masih Bertahan Meski Jokowi Sudah Kunjungi Natuna, TNI Langsung Kerahkan Kapal Perang!
Yudo mengaku, dalam melakukan operasi pengusiran tersebut, ketiga KRI berhasil mengusir kapal ikan asing China yang sedang menebar jaring di perairan Laut Utara Natuna.
Baca: Kapal China Konvoi dan Tebar Jaring di Natuna, Tiga Kapal Perang RI Kembali Lakukan Pengusiran
"Kami juga tidak mau gara-gara kapal ikan asing asal China yang melakukan pencurian ikan di Laut Natuna bagian utara dan sekitarnya, membuat hubungan pemerintah Indonesia-China terganggu," jelas Yudo.
Meski demikian, Yudo menegaskan jika kapal China kembali maka pihaknya akan mengambil langkah tegas.
"Sesuai perintah Presiden Joko Widodo, kapal-kapal tersebut akan ditangkap dan diproses secara hukum," ujarnya.
Mengutip Antara, dalam patroli pada Sabtu, 11 Januari 2020, KRI Usman Harun-359 bersama KRI Jhon Lie-358 dan KRI Karel Satsuitubun-356 bertemu enam kapal Coast Guard China, satu kapal pengawas perikanan China, dan 49 kapal nelayan pukat asing.
Dua diantara kapal itu, yakni kapal Coast Guard China-5202 dan Coast Guard China-5403 terlihat membayangi KRI Usman Harun-359 saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna.
Tak Perlu Presiden Sampai Turun
Pengamat hubungan internasional Dinna Wisnu menganggap ada masalah dalam diplomasi Indonesia dengan China.
Ia menilai China cenderung tak menghormati kedaulatan Indonesia terkait persoalan Natuna.
Di sisi lain, ia menganggap Indonesia cenderung lemah menunjukkan ketegasannya dan kehormatannya ke China dari sisi diplomasi.
Dinna merespons terkait situasi di perairan Natuna beberapa waktu lalu yang sempat memanas setelah kapal pencari ikan dan coast guard milik China terpantau berlayar di Natuna.
"Itu yang saya bilang sangat disayangkan karena harus Jokowi yang turun sebagai Presiden. Padahal di sisi lain, China cukup bicara dengan melalui juru bicara Kemenlu saja untuk urusan ini," kata Dinna saat ditemui di Erian Hotel, Jakarta, Minggu (12/1/2020).