News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keraton Agung Sejagat

Orang Mengira Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Suami Istri, Faktanya Bukan!

Penulis: Nuryanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret Fanni Aminadia yang mengaku Ratu Keraton Agung Sejagat. Menurut Polisi, dia bukan istri dari Totok Santoso Hadiningrat.

TRIBUNNEWS.COM - Ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia, ternyata bukan istri dari Totok Santoso Hadiningrat, yang diketahui sebagai raja.

Hal itu terungkap setelah polisi menangkap Totok dan Fanni.  Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, Fanni Aminadia hanyalah teman dekat Totok Santoso Hadiningrat.

Rycko juga mengungkapkan, keduanya bukanlah warga asli dari Purworejo, Jawa Tengah.

"Sementara Fanni Aminadia yang diakui sebagai permaisuri ternyata bukan istrinya, tetapi hanya teman wanitanya," kata Ryko, Rabu (15/1/2020), dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat ini mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta.

Sementara terkait tempat tinggal, keduanya mempunyai indekos di Yogyakarta.

Mengutip TribunJateng.com, Fanni Aminadia memiliki dua usaha bisnis.

Usaha bisnis yang dimiliki oleh perempuan kelahiran 1979 ini berupa salon kecantikan dan restoran.

Hal tersebut disampaikan Ratu Dyah Gitarja melalui laman Facebook pribadinya, Fanny Aminadia.

Bisnis salonnya bernama Nabila Beauty Care, sedangkan bisnis kulinernya bernama Angkringan Mepet Sawah Ambu.

Fanny Aminadia alias Dyah Gitarja Ratu Keraton Agung Sejagat mengenakan pakaian kasual (Facebook Fanni Aminadia)

Melansir TribunJogja.com, raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso Hadiningrat dikabarkan pernah mengaku sebagai Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara dalam organisasi yang bernama Jogja Development Committee (DEC) pada 2016 silam.

Direktur Reskrimum Polda DIY, AKBP Burkan Rudy Satria membenarkan bahwa organisasi Jogja DEC pernah melancarkan aksinya di wilayah DIY.

Namun, ormas itu selalu berpindah-pindah tempat di daerah Sleman.

Menurutnya, pernah di area Seyegan, pernah pula di daerah Ngaglik.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini