TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak, mantu hingga kerabat Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal maju sebagai calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2020.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jerry Sumampouw mengingatkan untuk menjadi pemimpin, yang terpenting ialah mengedepankan kualitas diri.
"Saya kira tetap penting untuk mengedepankan kualitas diri. Khususnya kemampuan untuk menjadi pemimpin. Sebab yang dikelola bukan perusahaan keluarga, tapi menyangkut hajat hidup orang banyak," tegas Jerry saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (20/1/2020).
Jerry melanjutkan memimpin sebuah daerah dengan sejumlah rakyat di dalamnya tidak bisa dijadikan sebagai ajang belajar karena terlalu berisiko dan kurang etis.
"Jadi tidak bisa semana-mata mengandalkan kedekatan dan popularitas kerabat yang sedang memimpin. Harus tetap memperhatikan kualitas dan kemampuan memimpin orang banyak," paparnya lagi.
Baca: Ini Alasan 4 Keluarga Jokowi Maju ke Ajang Pilkada 2020, dari Anak, Menantu Hingga Iparnya
Diketahui Presiden Jokowi sudah menanggapi dugaan adanya dinasti politik, setelah putra sulung dan menantunya maju dalam Pilkada 2020.
Menanggapi pemberitaan dinasti politik, Jokowi dengan tegas membantahnya.
Menurut Jokowi dalam pemilihan kepala daerah, yang menentukan pemenang adalah rakyat yang mempunyai hak pilih.
"Dinasti itu dinasti gimana? Ini yang menentukan itu rakyat, semua memiliki hak memilih dan dipilih," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat (17/1/2020).
Sementara dia kerabat Jokowi yang menyatakan niatnya maju dalam Pilkada yakni Doli Sinomba Siregar yang notabene adalah paman dari Bobby.
Doli bakal maju dalam kontestasi pemilihan Bupati Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Ada pula kerabat Jokowi yang lain, Wahyu Purwanto yang tertarik maju di Pemilihan Bupati Gunung Kidul.
Wahyu disebut sebagai adik ipar Jokowi.
Namun Jokowi enggan dikaitkan dengan Wahyu.
Belakangan beredar kabar Wahyu mundur dari pencalonan bakal calon bupati Gunung Kidul.