TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan Profesi Pilot Indonesia (PPPI) sebagai wadah organisasi profesi pilot Indonesia dari berbagai macam maskapai penerbangan tak abai dalam mewujudkan keselamatan dan kenyamanan penerbangan serta meningkatkan kualitas para pilot Indonesia.
Wujud nyata dari upaya tersebut dituangkan dalam bentuk aplikasi keselamatan penerbangan yang diberi nama Aviation Safety 4 Reality (AVS4R).
"Kenapa bentuknya aplikasi, karena nyaris semua orang kini pegang gadget. Dan dengan aplikasi, maka tujuan kita mengedukasi masyarakat mengena," terang Ketua PPPI, Capt Rizky Budimansyah di sela-sela acara 'Aviation Safety Campaign 4.0' yang bertema 'Aviation Safety Starts With Me' di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (20/1/2020).
Rizky Budimansyah mencontohkan, banyak masyarakat yang masih belum paham akan penyebab pesawat delay. Hal inilah yang paling banyak ditanyakan penumpang, bahkan terkadang ada penumpang yang ngotot kenapa pesawat yang ditumpanginya harus delay.
“Ada 41 item yang menyebabkan keterlambatan pesawat delay. Aplikasi ini nantinya akan membantu masyarakat dan pengguna jasa penerbangan memahami hal-hal seperti itu," ujar Capt Rizky.
PPPI dan Indonesian Air Traffic Controller Association (IACTA) selaku pihak yang terlibat dalam jasa penerbangan ini pun ingin mengedukasi masyarakat jika keselamatan penerbangan dimulai dari diri sendiri.
"Pengguna jasa penerbangan masih banyak yang belum tahu soal standar keamanan. Seperti tirai jendela harus dibuka, pasang sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi saat akan landing dan take off dan standar keamanan lainnya,” beber Humas IACTA, Ahmad Izazi.
Dalam kampanye ini, PPPI dan IACTA bersinergi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggandeng PT Tiga Ruang Imajinasi (Triguw) selaku EO dan digital partner akan juga roadshow ke sejumlah bandara lainnya di Indonesia seperti Bandara Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Kuala Namu Medan.
Kampanye keselamatan penerbangan ini akan selalu bersamaan dengan acara Digital Reality Festival yang akan diikuti para pelaku industri kreatif digital, AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) guna mewujudkan program digitalisasi bandara Indonesia.
Melalui acara ini, PPPI dan IATCA berharap keselamatan penerbangan bukan dimulai pada saat kedatangan di bandara saja, tapi juga sudah dilakukan sebelum menentukan dan memutuskan bepergian melalui moda transportasi udara.
"Dan ingat, hal itu juga harus dimulai dari diri sendiri, bukan orang lain," pungkas Ketua PPPI, Capt Rizky Budimansyah.