Dia mengatakan, gerakan OPOP yang dimulai Pemprov Jatim sejak 2019 ini, sampai 2023 menargetkan menciptakan 1 juta santriprenuer dan 1.000 produk unggulan (barang atau jasa).
Pada 2019 menarget 100 ribu santripreneur dan 150 produk unggulan.
Pada 2020 menarget 200 ribu santripreneur dan 200 produk unggulan. Pada 2021 menarget 200 ribu santripreneur dan 200 produk unggulan.
Pada 2022 menarget 250 ribu santripreneur dan 200 produk unggulan. Pada 2023 menarget 250 ribu santripreneur dan 250 produk unggulan.
Wapres mendorong gerakan semacam OPOP ini juga bergerak di provinsi-provinsi lain. Saat ini, selain Jawa Timur, program OPOP juga berkembang dinamis di Jawa Barat sejak 2018.
Wapres menegaskan gerakan ekonomi pesantren sudah lama berlangsung. Bila gerakan ini terus digerakkan, didampingi, difasilitasi, dan dikolaborasikan dengan berbagai pemangku kepentingan, akan menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan yang strategis bagi upaya meningkatkan kesejahteraan umum.
“Saya ingin ada Santri Gus Iwan Santri Bagus Pintar dan Wirausawahan. Sehingga pesantren bukan hanya pusat pencetak ulama yang mutafaqqih fiddin tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi dengan semangat kebangkitan Nahdlatut Tujjar yang didirikan kaum santri” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Wapres juga meninjau Pameran “Gelar Karya Santri Nusantara”, terdiri 60 stand, yang diikuti 20 Santripreneur dari SMK Mini di bawah naungan pondok pesantren, 20 pesantrenpreneur dari perwakilan koperasi pesantren, dan 20 Sociopreneur alumni pesantren yang punya usaha.
Mereka terpilih dari seluruh Jawa Timur yang terbina melalui OPOP.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Menteri Koperasi, Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berpesan agar anak muda tak terkecuali kader IPPNU berhati-hati berada di lingkungan anak muda era post truth siapapun harus miliki kewaspadaan luarbiasa.
Dalam industri e commerce, Khofifah mengetahui peta kompetisi luarbiasa dengan membanjirnya produk luar negeru. Dirinya mengajak santri dan pesantren menghadapi persaingan ketat dan beradaptasi dengan percepatan teknologi.
Dia menyebut gempuran pasar online turut berdampak pada ketidaksiapan sejumlah industri di Jatim dengan penurunan omzet sebagaimana kasus di sentra tas Tanggulangin.
“Saya ingin mengajak mereka bangkit. Kita ingin Wapres memotivasi IPPNU dengan potensi luar biasa, harapannya tumbuh Nahdlatut Tujjar, baik online atau onffline dengan sinergitas dan semangat yang NKRInya harga mati,” kata dia.