News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

POPULER : Ternyata Ketua KPK Firli Bahuri Pernah Berkali-kali Gagal Lolos Tes Akademi Kepolisian

Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua KPK Firli Bahuri berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di gedung KPK, Jakarta, Selasa (21/1/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Nah, kebetulan saya memilih untuk terus berusaha, untuk menjadi taruna Akabri.

Tahun 82 saya gagal, pulang dari Magelang. Tahun 83 saya gagal lagi, pulang lagi dari Magelang.

Tahun 84, pulang lagi dari Magelang. Kebetulan ada pendaftaran bintara, saya ikut. Masuk.

Berjalan selesai lulus, saya pindah ke Bandung. Saya daftar lagi tahun 85 di Bandung.

Nah, di situ, tahun 85 saya mengenal sosok Akabri yaitu Pak Suhardi Alius (Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Dia letnan dua, saya sersan satu.

Saya juga kenal dengan sosok Pak Heru Winarko (Kepala Badan Narkotika Nasional). Dia letnan dua, saya sersan satu.

Saya daftar lagi 85, sampai Magelang balik lagi. Tahun 86 saya daftar lagi, berangkat Magelang, balik lagi. Tahun 87 saya daftar lagi, akhirnya diterima di Akpol di Semarang.

Kenapa memilih untuk menjadi polisi?

(Tertawa) Dulu kita di kampung melihat sosok polisi itu, setiap ada kegiatan masyarakat dia ada. Ada orang meninggal dunia, dia datang.

Ada orang kena musibah, dia datang. Ada orang hajatan atau khitanan, dia datang.

Pendek kata, semua urusan dunia, mulai dari orang lahir sampai meninggal dunia, itu adalah urusan polisi.

Dan saya lihat waktu saya di kampung ada satu sosok polisi yang betul-betul luar biasa, setiap hari ada di kampung saya.

Waktu di Lemhanas Anda bercerita orangtua Anda tidak mencatat tanggal kelahiran Anda. Apa itu benar? Padahal kalau kita tahu dari internet Anda lahir 8 November. Bagaimana itu bisa memilih tanggal tersebut?

(Tertawa) Jadi seperti yang saya bilang, bahwa kalau kita lihat, saya itu kan lahir di kebun karet. Waktu itu saya tanya, setelah saya mau masuk SD, saya tanya ibu saya, "Mak, ini saya lahir tahun berapo?" "Kenapo?" "Hendak mengisi data". "Tahun berapalah kira-kira?" "Pokoknya kira-kira dua tahun sebelum PKI meletus." Itu satu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini