TRIBUNNEWS.COM, MEMPAWAH - Setelah ular cabai merah menyerang bocah perempuan usia 7 tahun di Galing, Kabupaten Sambas, pekan lalu, muncul lagi kasus ular patuk manusia.
Akibatnya tragis, insiden ini merenggut nyawa seorang pawang ular. Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).
Pawang ular bernama Norjani berusia 70 tahun menghembuskan nafas terakhirnya beberapa waktu setelah dipatuk king kobra.
Kepala Dinas Kesehatan Mempawah, Jamiril mengatakan korban meninggal setelah dipatuk ular.
Ia merupakan warga Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah.
Namun, Jamiril mengatakan pihaknya tidak ada menerima laporan baik dari Puakesmas Takong maupun Toho.
"Memang warga yang digigit ular ini di Pak Utan, perbatasan Mempawah-Landak. Sebenarnya Pak Utan masuk wilayah binaan Uuskesmas Takong, dan kita di Puskesmas ada siapkan untuk vaksin ular. Namun korban memang tidak dibawa ke Puskesmas," ujar Jamiril, Senin (27/1/2020).
Berdasarkan informasi yang didapat, korban atas nama Norjani berusia sekitar 70 tahun.
"Ini warga dari Desa Pak Utan, informasi dari masih muda memang dikenal sebagai pawang ular. Saat ini usia hampir 70 tahun, info kejadian hari Sabtu pekan lalu, baru dimakamkan Minggu kemarin," katanya.
Menurutnya, meninggalnya warga tersebut diduga karena terlambat dalam penanganan.
"Mungkin ketika digigit dia ini tidak sadar mungkin merasa masih kebal. Ini reptil berbahaya, bahkan yang punya pengetahuan penanganan di bidang ini tetap berhati-hati apalagi masyarakat awam," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya di Puskesmas menyediakan anti bisa ular, namun memang penanganannya harus cepat.
"Bisa ular ini biasanya hitungan jam langsung menyerang ke saraf jantung dan membuat kaku otot jantung sehingga jantung tidak bekerja, itulah yang menyebabkan kematian. Maka anti bisa merupakan pertolongan pertama. Jangan sampai racun ini menyerang, karena yang meninggal ini bisa jadi terlambat penanganan," katanya.
Sempat Dilarikan ke Klinik