Laporan Wartawam Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Permasalahan terkait ketersediaan alat pendeteksi novel corona virus (2019-nCov) yang ada di Indonesia sempat menjadi kekhawatiran oleh masyarakat.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes Dr. dr. Vivi Setiawaty, M. Biomed menegaskan Indoesia sudah memiliki alat untuk mendeteksi novel corona virus.
“Jadi kita bisa melakukan pemeriksaan untuk novel corona virus karena testing kit-nya sudah ada di Indonesia,” ucap dr. Vivi saat ditemui
Kemudian alat-alat deteksi novel corona virus yang ada di Litbangkes tersebut sudah sesuai dengan standar dan pedoman dari organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO).
Baca: Kisah Perjalanan Mahasiswa Asal Muaraenim dari China ke Indonesia Menghindar Virus Corona
Baca: Evakuasi WNI di Wuhan, Fadjroel Rachman: Ini Bukan Seperti Memindahkan Warga dari Depok ke Jakarta
Baca: Imbas Wabah Corona, 300 Pekerja Kereta Cepat asal China Belum Kembali ke Indonesia
“Kita menyesuaikan cheklist reagen oleh WHO, jadi kami bisa melakukan pemeriksaanya. Jadi kita ada pemeriksaanya dan kita bisa,” kata dr. Vivi.
Sarana untuk mendeteksi virus yang menyebabkan gejala seperti pneumonia ini pun sudah ada sejak ditemuinya pertama kali novel corona virus ditemukan di Wuhan, China.
“Kasus merebak WHO sudah mengeluarkan check list dan kita sudah mengisi dan itu diketahui indonesia punya kemampuan untuk mendeteksi virus corona,” ucap dr. Vivi.
Proses pemeriksaan menghabiksan waktu sekitar tiga hari mulai dari mengubah spesimen (bahan) yang berupa dahak untuk diekstraksi untuk direaksikan dengan reagen.
Kemudian mesin memperlihatkan apakah hasilnya positif atau tidak dan lama pemerikaaan ekstraksi satu hingga dua jam.
Sementara itu semua hasil dugaan 30 kasus novel corona virus yang diteliti oleh Litbangkes di Indonesia dipastikan semuanya negatif virus baru tersebut.
"Yang diperiksa 30 dan semuanya negatif corona," pungka dr. Vivi.