TRIBUNNEWS.COM - Total 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China menjalani 14 hari masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau sejak Minggu (2/2/2020).
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (Ketum IDI), Daeng Faqih mengungkapkan virus corona tidak seganas dari SARS dan flu burung.
"Corona ini tidak lebih ganas dari virus itu," ungkap Daeng.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (3/2/2020).
Daeng Faqih menegaskan Pemerintah Indonesia juga sudah berpengalaman menanggulangi dan mengantisipasi seperti virus flu burung.
Kemudian, Daeng menjelaskan konteks yang dimaksud virus corona tidak lebih ganas dari SARS dan flu burung.
"Dari angka kematian, virus corona data terakhir yang terjangkit ada 14.000, angka kematian 300 sekian," terangnya.
Daeng pun melanjutkan angka kematian yang terjangkit virus corona tak sebanding dengan flu burung.
"Artinya sekitar belum ada 5% dibanding flu burung yang bisa mencapai 80% angka kematian," ujar Daeng.
"Dibandingkan dengan SARS yang bisa mencapai sekitar 50%," lanjutnya.
Selain itu, Daeng meminta kepada masyarakat tidak perlu terlalu khawatir terhadap penyebaran virus corona.
Ia menyebut virus corona tidak seperti SARS dan flu burung yang harus ditakuti dan benar-benar dilindungi.
"Misalnya masker yang betul-betul ketat, dengan masker biasa yang kita pakai sehari-hari itu masyarakat sudah terlindungi."
"Asal dipakai dengan benar," jelas Daeng Faqih.
Sementara itu, Daeng kembali menegaskan penyebaran virus corona tidak secepat penyebaran SARS dan flu burung.
Warga Natuna Tolak Kedatangan WNI dari Wuhan, Ketua DPRD : Tidak Ingin Tertular Virus Corona
Diberitakan sebelumnya, pemerintah menetapkan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), sebagai tempat isolasi WNI dari Wuhan terkait dengan penyebaran virus corona.
Akan tetapi, warga Natuna menolak wacana Pemerintah menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina.
Ketua DPRD Natuna, Andes Putra menyebutkan warga melakukan aksi protes dengan mendatangi kantor DPRD Natuna untuk menolak dan meminta kebijakan ini ditinjau ulang.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Senin (1/2/2020).
Andes Putra menegaskan menolak tempat isolasi bagi WNI dari Wuhan berada di wilayah Natuna.
Ia juga menilai wilayah Natuna belum memadai seperti alat medis yang masih serba kekurangan.
"Dari kesehatan, tenaga medis, alat medis kita kurang," ujar Andes.
"Jangankan untuk mereka yang datang, untuk kita di Natuna aja masih kekurangan," sambungnya.
Selain karena kekhawatiran fasilitas medis di Natuna, warga juga khawatir akan penyebaran virus corona.
Andes kembali menegaskan untuk menolak Natuna dijadikan tempat isolasi agar virus corona tidak menulari warga sekitar.
"Jadi di situ, kita tidak ingin virus itu tertular kepada masyarakat kita," ungkapnya.
Panglima TNI Pastikan Lokasi Jauh dari Pemukiman
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mendukung WNI yang berada di Wuhan untuk kembali ke Indonesia dengan memberikan sarana dan prasarana.
Hadi Tjahjanto mengungkapkan alasannya memilih Natuna menjadi tempat isolasi WNI dari Wuhan.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Sabtu (1/2/2020).
Dalam keterangannya, ia memastikan lokasi Natuna ini jauh dari permukiman warga.
"Kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk dan terbaik yang terpilih adalah wilayah Natuna," terang Hadi.
Hadi menyampaikan Natuna merupakan pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga angkatan.
"Jadi ada dokter dari Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut," ujarnya.
Kemudian, Hadi menuturkan Natuna memiliki runway yang berdekatan dengan wilayah isolasi bagi WNI dari Wuhan.
"Sehingga, nanti saudara-saudara kita yang datang langsung turun dari pesawat masuk ke tempat penampungan mereka," papar Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Dan mampu menampung sampai dengan 300 dilengkapi seluruh kebutuhan MCK termasuk dapur lapangan," sambungnya.
Sedangkan, Hadi mengatakan jarak antara hanggar ke lokasi penduduk kurang lebih 5-6 km.
"Kemudian menuju ke SP di sana ada dermaga itu juga kurang lebih 5 km," ungkap Hadi.
Hadi menuturkan Natuna dipilih berdasarkan hasil penilaian itu memenuhi syarat protokol kesehatan.
"Sehingga, Natuna dipilih menjadi transit sementara sampai dengan dinyatakan bebas (virus corona) bisa ketemu keluarga," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Tangerang, Banten pada Sabtu (1/2/2020) untuk melepas tim evakuasi menjemput WNI yang berada di Wuhan.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)