TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pesawat Air Bus A 330-300 CEO dengan registrasi PK-LDY yang sudah selesai bertugas menjemput WNI di Wuhan, China kini mulai menjalani fase pengerjaan pembersihan dan sterilisasi.
Pesawat tersebut disemprot disinfektan, diganti saringan udara kabin dan perawatan berkala selama beberapa hari.
Proses pengerjaan tersebut Batik Air bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Batam, TNI Angkatan Udara, pusat perawatan pesawat Batam Aero Technic (BAT) member of Lion Air Group dan pihak terkait, dalam upaya memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai standar operasional.
"Batik Air Airbus 330-300CEO dilakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman, bakteri, virus dan lainnya (disinfectant spray) oleh KKP yang berlangsung kurang lebih 120 menit. Pekerjaan mencakup di kabin, kokpit dan kompartemen kargo bagian bawah pesawat, "ujar Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro dalam pernyataannya, Senin (3/2/2020).
Baca: WNI dari Wuhan Dikarantina di Kotanya, Pemerintah Natuna Liburkan Sekolah Selama Dua Minggu
Baca: Soal Obeservasi WNI di Natuna, Romo Benny Ajak Semua Pihak Dukung Upaya Negara Lindungi Warganya
Baca: Tiga WNI di China yang Batal Dievakuasi ke Indonesia Diduga Terinfeksi Virus Corona
Setelah pesawat dilakukan sterilisasi oleh pihak berwenang, KKP dan TNI AU memberikan izin kepada tim BAT untuk melakukan penggantian HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter yaitu alat penyaring untuk sirkulasi udara dalam pesawat.
Prosedur tersebut kata Danang sesuai anjuran Airbus, dikarenakan siatem HEPA sangat efektif untuk menyaring virus dalam sirkulasi udara kabin pesawat.
"Semua HEPA filter yang sudah dilepas, selanjutnya dibungkus menggunakan pembungkus khusus untuk diserahkan kepada pihak yang berwenang guna pemusnahan dengan cara dibakar," ujar Danang.
Setelah dinyatakan steril oleh KKP, Airbus 330-300CEO ditarik ke hanggar Batam Aero Technic untuk tahapan jadwal perawatan pesawat berkala (schedule maintenance).
" Batik Air mengucapkan terima kasih atas dukungan, kerjasama dan bantuan dari KKP, TNI Angkatan Udara, pengelola bandar udara, Batam Aero Technic serta berbagai pihak sehingga proses hari ini berjalan lancar," ujar Danang.
Sebagai informasi, misi Kemanusiaan Batik Air dalam mendukung negara dan program pemerintah telah beroperasi sesuai standar keselamatan penerbangan dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Batik Air penerbangan ID-8618 membawa 18 kru dan 30 tim medis pada Sabtu (01/ 02). Pesawat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) pukul 13.00 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (WUH) pada 19.00 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08).
Penerbangan bernomor ID-8619 rute Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan tujuan Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau (BTH) berangkat pada 04.30 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08) dan sudah mendarat normal di Batam pukul 08.30 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) pada Minggu (02/ 02).
Batik Air berupaya dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan senantiasa mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan.
Batik Air menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan regulator dan standar prosedur operasi perusahaan serta ketentuan internasional.(Willy Widianto)