TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid menyatakan PKS merupakan partai yang rajin menyampaikan kritik Presiden Joko Widodo dalam berbagai urusan bernegara.
Menurutnya, PKS bahkan merupakan partai yang mengingatkan pemerintah terkait evakuasi WNI dari Kota Wuhan, China, yang jadi sumber penyebaran virus corona.
"Semula tidak ada opsi pemerintah melakukan evakuasi. Tegas disampaikan Menko Polhukam. Bahkan sebelumnya ada yang mengatakan sudah mengirimkan logistik dan masker. Bahkan Pak Jokowi sempat menyampaikan bagaimana evakuasi, karena itu dikunci," kata Hidayat dalam peluncuran buku 'Kami Oposisi' karya politikus PKS Mardani Ali Sera, di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Baca: Ini Orang Indonesia Pertama yang Positif Terpapar Virus Corona
Baca: Penyebab TKI di Singapura Dinyatakan Positif Virus Corona dan Dirawat di Singapore General Hospital
Hidayat menyatakan PKS mengingatkan pemerintah agar melaksanakan tugas yang tertuang dalam UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia.
"Kami Fraksi PKS dengan sangat terbuka menyampaikan kritik. Mengingatkan Indonesia agar melaksanakan UUD," tuturnya.
Apalagi, kata dia, UU tentang Hubungan Luar Negeri juga mengatur bahwa negara mesti memulangkan WNI yang dalam kondisi darurat di suatu negara.
Hidayat pun mengaku sempat heran dengan alasan-alasan yang diungkapkan pemerintah untuk menunda pemulangan WNI dari Wuhan.
"Masa AS yang katanya musuh dagang china diperbolehkan evakuasi, tapi Indonesia yang katanya sahabat China tidak diizinkan. Alhamdulillah melalui beragam kritik, Pak Jokowi melakukan evakuasi," ujar Hidayat.
Ia menegaskan PKS akan setia menjadi oposisi pemerintah.
Hidayat menyatakan PKS turut membangun bangsa, meski berada di luar kabinet pemerintahan.
"Oposisi memang diperlukan untuk menjaga harkat dan martabat Indonesia, baik dalam perlindungan kedaulatan warga maupun NKRI. Makanya Pak Mardani menyuarakan #kamioposisi yang merupakan sikap PKS," kata dia.
Diberitakan, pemerintah melakukan evakuasi WNI yang ada di Kota Wuhan, Hubei, China.
Pada Minggu (2/2/2020), 238 WNI tiba di Batam dan dikirim ke pusat observasi di Natuna, Kepulauan Riau.
Mereka menjalani masa karantina selama dua minggu atau 14 hari.
Belakangan diketahui, ada satu WNA di antara 238 orang yang dievakuasi tersebut.
"Iya benar ada satu WNA," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (3/2/2020).
Menurut data dari Kemenlu, WNA itu merupakan suami dari salah satu WNI yang kini menjalani karantina di Natuna.
Baca: Ada Sekitar 2400 Jiwa Warga Natuna yang Tinggal di Dekat Lokasi Isolasi WNI