TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menyebut permintaan warganya agar WNI yang kembali dari Wuhan, China, agar diisolasi di tengah lautan menggunakan kapal tidak dikabulkan pemerintah.
"Menteri Kesehatan menyampaikan di seluruh dunia tidak membolehkan isolasinya di kapal," ujar Hamid di komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya, keputusan final pemerintah mengisolasi warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan dilakukan dekat pangkalan militer yang sudah tersedia rumah sakit.
Baca: Wabah Virus Corona Tak Pengaruhi Huawei Produksi Ponsel
Baca: Bupati Abdul Bantah Pemerintah Pusat Sosialisasi terkait Natuna Jadi Lokasi Karantina
Baca: Ali Ngabalin Sebut WNI dari China Sehat, Warga Natuna Tetap Takut: Jarak Tempat Karantina 600 Meter
"Sekarang warga tidak boleh mendekat ke sana dan sampai saat ini belum ada laporan warga kami yang kena pilek, maupun sesak nafas," tutur Hamid.
Di sisi lain, Hamid menyebut pemerintah pusat akan membantu Pemda Natuna dalam hal penanganan warga jika terjadi ganguan kesehatan, setelah Natuna menjadi tempat isolasi.
"Jadi menteri kesehatan menyatakan akan memperhatikan kesehatan untuk masyarakat Natuna," ucap Hamid.
WNI yang telah dievakuasi dari Provinsi Hubei di China kini tengah menjalankan proses evakuasi di Natuna.
Lokasi 238 warga tersebut berada di hanggar pusat militer TNI yang kemudian diubah menjadi tempat observasi untuk 14 hari.
Di dalam hanggar tersebut terdapat tenda yang berisi 10 tempat tidur untuk mereka beristirahat.
Berlokasi di dekat pangkalan militer, wilayah tersebut sudah memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh dokter dari angkatan darat, laut, maupun udara serta dilengkapi dengan fasilitas MCK termasuk dapur untuk pengelolaan makanan.