Sejumlah instansi pendidikan juga ikut diliburkan karena warga merasa ketakutan mengetahui ada karantina di wilayah mereka tinggal.
Tak hanya ditingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas ikut meniadakan kegiatan belajar mengajar.
Kabarnya, kebijakan tersebut akan berlaku dari Senin (3/2/2020) hingga Senin (17/2/2020) mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi X DPR Fraksi PDI-Perjuangan, Andreas Hugo Pareira angkat bicara.
Ia menuturkan, mendengar tentang wabah virus corona, warga menjadi ketakutan.
"Ketakutan ini juga karena informasi yang kurang, yang minim dari pihak-pihak dari Kementerian Kesehatan," kata Andreas Hugo yang dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (3/2/2020).
"Pada batas-batas mana ini membahayakan, pada batas-batas mana ini tidak membahayakan," tambahnya.
"Sehingga kemudian ya sekolah atau pemerintah setempat tidak begitu saja mengeluarkan peraturan meliburkan sekolah toh merugikan siswa," tegasnya.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri meminta pemerintah daerah mencabut peraturan meliburkan sekolah selama observasi wabah corona itu.
Bukan Takut Virus Corona, Tapi Ada Kegiatan...
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Natuna, Iskandar DJ buka suara terkait ratusan warga yang meninggalkan Natuna.
"Perlu kami jelaskan bahwa pada 3 Februari 2020 itu ada jadwal KM Bukit Raya dengan tujuan trayek diantaranya adalah Midai, Serasan," ujar Iskandar yang dikutip dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Selasa (4/2/2020).
"Jadi jumlah penumpang yang naik dari pelabuhan Selat Lampa dengan tujuan beberapa lokasi kurang lebih hampir 934 orang," imbuhnya.
Ia membenarkan telah terjadi kenaikan terkait jumlah warga yang meninggalkan Natuna.