TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Neneng Nurhidayah, orangtua mahasiswa Indonesia di Wuhan mengungkapkan harapannya setelah anaknya selesai dari masa karantina di Natuna.
Menurutnya, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat secara intensif terkait virus corona ini.
Ia khawatir jika sekembalinya anaknya dari masa karantina dan dinyatakan bebas dari virus corona, masyarakat menolak kehadiran anaknya.
Hal itu diungkapkan Neneng ketika berbicara di ILC tvOne Selasa (4/2/2020) malam.
Banyaknya informasi hoaks tentang virus corona ini, diakuinya masih membuat ia was-was.
Ia pun tak ingin jika masyarakat di lingungan tempat ia tinggal mendapatkan informasi yang salah mengenai virus corona dan sampai menjadi resah.
Baca: 238 WNI dari Wuhan Terus Dipantau Kesehatannya, Termasuk Tim Penjemput
Terutama setelah kembalinya anaknya yang sebelumnya berada di Wuhan China.
"Saya masih ada berharap kepada Kominfo dan Kemenkes untuk selalu membangun komunikasi dalam bentuk solusi dan edukasi kepada masyarakat, karena ini kan banyak berita hoaks ini," kata Neneng.
Ia khawatir jika sekembalinya anaknya dari masa karantina dan dinyatakan bebas dari virus corona, masyarakat masih menolak kehadiran anaknya.
Ia tak ingin siatuasi terjadi dan membuat dirinya kembali resah.
"Jadi anak kami setelah 14 hari masa inkubasi selesai, kan akan dipulangkan kepada orangtuanya, orangtuanya hidup di masyarakat, masyarakat tidak semuanya paham tidak semuanya mengerti, apalagi komunikasinya kurang, jadi mereka resah, jangan sampai kami orangtua juga sedih yang berulang-ulang," ucapnya.
Sebelumnya, Neneng juga menceritakan kegelisahannya ketika mendapat kabar mengenai merebaknya virus corona di Wuhan dekat lingkungan anaknya melanjutkan studi.
Neneng mendapat kabar dari anaknya mengenai virus Corona sudah menyebar dan Kota Wuhan sudah ditutup memasuki hari keenam.
Sejak saat itu, Neneng merasa panik hingga membuatnya tak bisa makan dan tak bisa tidur.