TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Berikut rekam jejak dan profil Andre Rosiade, anggota DPR RI yang melakukan penggerebekan prostitusi online di Padang.
Andre Rosiade melakukan penggerebekan prostitusi online di sebuah hotel berbintang di Padang, Minggu (26/1/2020).
Kasus prostitusi online itu melibatkan pekerja seks komersial N (27) dan mucikarinya, AS (24).
Sayangnya, aksi politikus Partai Gerindra itu menjadi sorotan setelah muncul pengakuan dari N.
Andre Rosiade membantah melakukan penjebakan pada N yang kini ditetapkan sebagai tersangka.
Dikutip dari Kompas.com, penggerebekan yang dilakukannya bersama aparat Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat, berdasarkan laporan warga.
Andre Rosiade mengaku, mendapat laporan itu dari seorang warga terkait adanya prostitusi melalui aplikasi online.
"Jadi tidak benar saya melakukan penjebakan kepada PSK itu."
"Yang memesan adalah warga yang melaporkan adanya prostitusi online."
"Polisi perlu bukti dan akhirnya warga itu memesan, kemudian digerebek," katanya, Rabu (5/2/2020).
Terlepas dari aksi penggerebekan prostitusi online di Padang yang menuai sorotan, nama Andre Rosiade telah cukup lama dikenal publik.
Di Pilpres 2019, Andre Rosiade adalah juru bicara Partai Gerindra dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berikut rekam jejak dan profil Andre Rosiade, seorang pengusaha yang kini terjun ke dunia politik sebagaimana dirangkum Tribunnews.com.
1. Biodata
Andre Rosiade lahir di Padang, 7 November 1978 dan menghabiskan sebagian besar masa sekolahnya di kota tersebut.
Sebelum akhirnya, ia pindah ke Jakarta untuk meneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.
Semasa kuliah, suami Nurul Anastasia itu aktif di sejumlah organisasi, misalnya Ketua KAMMI Jakarta Barat (2000) dan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti (2000-2001).
Andre Rosiade sempat bekerja sebagai Konsultan di PT Indoconsult (2002-2003).
Walau terlahir bukan dari keluarga pengusaha, sejak kecil Andre Rosiade bercita-cita menjadi pengusaha.
Ia pun mendirikan PT Hasil Usaha Anak Bangsa yang semula bergerak di bisnis oli serta PT Kaze Internasional Selaras.
Kedua perusahaannya tersebut berlokasi di Sumatera Barat.
Sukses jadi pengusaha, Andre Rosiade tetap aktif di organisasi para pengusaha seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
2. Terjun ke dunia politik
Tak puas hanya menjadi pengusaha, Andre Rosiade terjun ke dunia politik dan bernaung di bawah Partai Gerindra.
Pada 2015, Andre Rosiade diangkat menjadi Wasekjend DPP Gerindra.
Puncaknya, pada Pilpres 2019, Andre Rosiade didapuk menjadi juru bicara Partai Gerindra dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Andre Rosiade cukup aktif memberikan keterangan dan klarifikasi terkait isu-isu yang menyinggung partai dan capresnya.
Selain itu, pada Pileg 2019, Andre Rosiade ikut maju sebagai calon anggota DPR RI dari dapil Sumatera Barat 1 yang terdiri dari 11 kabupaten/kota.
Yaitu Padang, Padangpanjang, Tanahdatar, Sawahlunto, Sinjunjung, Dharmasraya, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Andre Rosiade sukses meraih 133.994 suara yang mengantarkannya ke Senayan.
3. Habiskan dana kampanye Rp 3 miliar di Pileg 2019
Walau lahir di Padang, jalan Andre Rosiade maju sebagai caleg di Sumatera Barat tidaklah mudah.
Logistik perlu dipersiapkan secara matang agar tidak boros.
Ia mengaku, Pemilu 2019 memang melelahkan.
"Pemilu yang sekarang itu memang melelahkan ya, terlalu panjang, kampanye tujuh sampai delapan bulan."
"Kampanye yang panjang ini menghabiskan waktu, stamina, dan uang," tutur Andre saat wawancara dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang ini menyebutkan, sudah mengeluarkan biaya kampanye di atas Rp 3 miliar.
Memasang iklan di papan reklame, beragam alat peraga kampanye (APK), dan iklan di media massa lokal paling banyak menguras biaya logisitiknya.
"APK sih paling besar, kemudian pasang iklan di papan reklame, radio, TV lokal, dan sebagainya."
"Kalau kampanye yang langsung ketemu masyarakat sih biayanya murah, sudah 500 titik saya kunjungi," ucapnya.
4. Pernah sindir AHY
Pada saat Pilpres 2019, Andre Rosiade sempat menyindir Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal ini dilontarkan Andre dalam sebuah diskusi di media center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).
Sindiran Andre terhadap AHY itu terkait manuver politik dengan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Kamis (2/5/2019).
Ia juga menyinggung kehadiran Agus pada silaturahmi di Museum Kepresidenan Bogor, Gedung Balai Kirti, Rabu (15/5/2019), bersama kepala daerah dan tokoh politik yang ia anggap pendukung Presiden Jokowi.
Bahkan Andre menggunakan istilah bangsawan politik saat menyindir AHY.
Saat menyindir Agus, Andre menggunakan istilah bangsawan politik.
"Jadi kalau ada bangsawan politik yang lagi bersilaturahim ketemu Pak Jokowi tanpa konfirmasi pada teman-teman koalisi, lalu berpidato bilang kami memberikan masukan pada BPN agar ke depan mengambil langkah konstitusional."
"Saya tanya, lapor ke Bawaslu itu konstitusional enggak?" ujar Andre, dikutip dari Kompas.com.
Andre pun mengingatkan, etika dan loyalitas itu penting dalam berpolitik.
Lantas ia membandingkan AHY dengan dirinya yang menata karier politiknya dari bawah melalui Partai Gerindra hingga mendapat jabatan struktural.
"Saya merangkak dari bawah bukan bangsawan politik, tapi bagi saya sebagai pejuang politik yang merangkak dari bawah bukan bangsawan politik, etika itu penting."
"Dalam berpolitik etika dan loyalitas itu penting dalam berpolitik," tuturnya.
Kendati demikian, Andre menuturkan bahwa kritik yang ia lontarkan itu merupakan pendapat pribadi.
5. Bantah Jebak PSK
Dalam penggerebakan prostitusi online di Padang, minggu lalu, Andre Rosiade membantah telah menjebak si PSK.
"Jadi tidak benar saya melakukan penjebakan kepada PSK itu," kata Andre dikutip dari Kompas.com.
Andre mengatakan, penggerebekan tersebut untuk membuktikan laporan masyarakat terkait adanya prostitusi online menggunakan aplikasi.
Menurut dia, warga sengaja memesan PSK tersebut dan ajudannya yang bernama Bimo meminjamkan kamar untuk mengungkap adanya praktek prostitusi online.
Tak berselang lama, saat warga tersebut tengah bersama PSK di kamar, polisi masuk untuk menggerebek.
"Nah, ajudan saya memang sudah ada kamar di situ (hotel)."
"Warga yang memesan tidak punya waktu lagi untuk memesan kamar, karena cewek itu minta bukti kamarnya, di mana dipinjam kamar ajudan saya," ujarnya.
"Nah saya menyaksikan saja, yang menangkap kan polisi bukan saya. Sudah tersangka, tersangkanya ada dua, mucikari dan pelaku," kata dia.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Christoforus Ristianto/Kristian Erdianto/Haryanti Puspa Sari)