News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Densus Tembak Mati Teroris yang Melemparkan Pom Pipa ke Petugas Saat Disergap di Pelalawan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Petugas memasukan bungkusan menggunakan plastik ke mobil jibom

Meski masih penasaran ia meninggalkan para polisi tetap di dermaga dan kembali ke kantor.

"Informasinya ditembak di tengah sungai itu," tandasnya.

Dibungkus Terpal

Terduga teroris berinisial WF yang ditembak mati tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) di Desa Tolam, Kelurahan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Kamis (6/2/2020) sore di perairan Sungai Kampar, berasal dari Jambi.

Ia menumpang kapal Tug Boat penarik ponton bermuatan kayu.

Petugas Densus yang menumpang kapal pompong dan speedboad menyergap pelaku di perairan Teluk Mundur setelah dibuntuti dari Teluk Meranti.

Ketika hendak ditangkap, pria berusia 29 tahun itu ditangkap melemparkan bom pipa ke polisi dan melukai seorang petugas.

Ia pun dilumpuhkan dengan tembakan dan dan meningal dunia.

Lokasi penangkapan terduga teroris, ADM oleh Tim Densus 88 Mabes Polri di Toko kelontong milik Kaji Saiful, Senin (18/11/2019). Surya.co.id/Galih Lintartika (Surya.co.id/Galih Lintartika)

Jenazah pelaku dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Riau menggunakan ambulance milik Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pelalawan.

Hal itu diungkapkan oleh supir ambulance Puskesmas Pelalawan, Nurul Ihsan (35) yang mengangkut jenazah terduga teroris dari Kelurahan Pelalawan sampai ke rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru.

"Kami sopir berdua, kebetulan saat ini teman saya yang menyopir saya disamping sampai ke Pekanbaru," beber Nurul Ihsan kepada Tribun, Jumat (7/2/2020).

Nurul Ihsan menerangkan, ia bersama rekannya diperintahkan pihak puskesmas membawa mobil ambulace ke dermaga dekat dengan Istana Sayap.

Meskipun tidak mengetahui ingin membawa orang sakit atau jenazah bahkan identitasnya juga disembunyikan, Nurul tetap menunggu di dermaga sekitar pukul 15.00 WIB.

Ia melihat banyak polisi di sekitar dermaga menggunakan helm, rompi, dan sejata lengkap.

Melihat setuasi agak genting seperti itu, Nurul bersama rekannya hanya diam menunggu tanpa banyak tanya maupun berbicara.

Sekitar pukul 16.40 WIB sebuah kapal pompong ditumpangi polisi bersenjata lengkap mendekati pelabuhan kecil itu.

Setelah menyandar ke dermagar, dengan sigap petugas mengangkat sesosok mayat dibungkus menggunakan terpal warna biru masuk ke mobil ambulance.

Personel Gegana Polda Sumut menunjukkan barang bukti bahan peledak untuk dimusnahkan di Sei Bederah Jatian, Pasar III Lori, Dusun 20, Desa Klumpang Kebon, Kecamatan Hamparan Perak, Deliserdang, Sumatera Utara, Senin (18/11/2019). Tim gabungan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama Polda Sumut memusnahkan dua rangkaian bom rakitan menggunakan metode disposal dari hasil penggeledahan dari pengembangan penangkapan teroris kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11) lalu. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI)

"Sebelumnya kami disuruh cari kantorng mayat, tapi tak ada di puskesmas. Dicari ke tempat lain juga tak dapat. Jadi pakai terpal aja," tambah pegawai honorer ini.

Jenazah terduga teroris itu telah dibungkus rapi sejak di dalam pompong.

Alhasil wajah maupun ciri-ciri pelaku tidak bisa dilihat, termasuk warna baju maupun celana yang digunakan.

Untuk mengambil foto juga tidak ada waktu karena langsung disuruh berangkat ke Pekanbaru.

Dua polisi bersenjata lengkap menjaga jenazah di belakang. Kemudian dua mobil jenis Toyota Innova Reborn juga mengikuti dari belakang ambulance.

Sepanjang jalan mereka hanya fokus membawa sesosok mayat yang tidak diketahui identitasnya itu.

Setelah hampir dua jam perjalanan, mereka tiba di RS Bhayangkara pekanbaru.

Petugas lain yang telah menunggu dengan sigap menurunkan pria yang tidak bernyawa itu ke keranda dorong dan membawanya ke dalam kamar mayat.

"Setelah itu kami langsung balik kanan pulang ke Pelalawan. Setelah sampai di kampun baru terdengar cerita kalau itu teroris yang ditembak mati," tambah lelaki yang sudah 15 tahun jadi sopir ambulans ini.

Nurul memastikan jika mayat yang dibawa hanya satu orang.

Mereka tidak singgah di puskesmas atau rumah sakit lain yang ada di Pangkalan Kerinci.

Ia tidak berani menanyakan ke polisi atau orang-orang yang ikut mengantar jenazah itu.

Ia berprinsip bahwa tugasnya bersama rekannya hanya mengantar dan harus dituntaskan. (tribunpekanbaru/joe)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini