"Mereka dipulangkan atau pulang sendiri mereka beraksi," ujarnya.
"Kami prihatin mendengarkan menyimak dari ICRC, tapi lebih prihatin lagi kalau mereka pulang ke Indonesia membantai semua warga Indonesia, karena mereka menolak Pancasila," jelasnya.
"Ini ancaman ideologi," imbuhnya.
"Ancaman seperti apa pak dari analisa BNPT?" tanya pembawa acara.
Irfan kemudian menyinggung terkait insiden bom bali dan bom bunuh diri di Jolo, Filipina.
Baca: Polemik Pemulangan WNI Eks ISIS, Komnas HAM Sebut Harus Ada Indentifikasi: Kalau Terpapar Ya Diadili
"Banyak pengalaman, kasus bom Bali, si Rullie bom gereja di Filipina, mereka sudah pulang," ujarnya.
Di sisi lain, Irfan mengatakan kalau pun akhirnya para WNI eks ISIS harus dipulangkan maka wajib dilakukan profiling terhadap mereka.
"Sebelum isu menghangat, bersama teman-teman kedeputian di Menkopolhukam di BNPT, kami selalu mengangkat isu kalaupun ada nantinya (WNI eks ISIS pulang) itu kan harus ada verifikasi berlapis," ujelasnya.
"Pada satu sisi ini sangat komplek, ideologi itu tidak mudah kita tuntaskan," ujarnya.
"Dengan sekejap menerima atau tidak menerima, semua ada kelebihan dan kekurangannya," kata Irfan.
Oleh karena itu, kini BNPT secara koordinatif mengkomunikasikan dengan Kemendagri, Polri, TNI, Kemensos, dan lembaga terkait lainnya.
Wakil Presiden Maruf Amin Sebut Pemerintah Tengah Mengkaji Pemulangan WNI Eks ISIS
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan saat ini pemerintah tengah dalam tahap pengkajian terkait rencana pemulangan WNI eks ISIS ke Tanah Air.
Saat ini pemerintah masih mempertimbangkan masukan dari sejumlah pihak.