Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, CENGKARENG - Pemerintah Indonesia melarang sementara penerbangan dari dan menuju China sejak 5 Januari 2020.
Hal itu akibat merebaknya virus Corona di negara tersebut.
Baca: Badminton Asia Team Championships 2020: Cegah Penyebaran Virus Corona, Pemain Boleh Tak Bersalaman
Menyusul hal tersebut, Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, penundaan penerbangan dari dan ke China tak berdampak signifikan terhadap jumlah pergerakan penumpang di bandara yang dikelolanya.
Dia mencontohkan, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, jumlah penumpang internasional turun di kisaran 1-1,5 persen.
"Kalau bicara traffic yang terkait efek Corona saya pastikan secara umum tidak ada pengaruh signifikan," kata Muhammad Awaluddin di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (10/2/2020).
"Itu yang di pergerakan maskapai internasional, itu hanya turun kurang lebih 1-1,5 persen," tambahnya.
Awaluddin menjelaskan, dalam satu hari pesawat dari dan menuju China yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta hanya sebanyak 14-16 kali.
Sementara itu, total pergerakan pesawat rute domestik dan internasional di bandara tersebut secara rata-rata adalah sebanyak 1.200 pergerakan per hari.
"Jadi kalau kita sebut internasional ada pergerakan negatif 1-1,5 persen itu wajar," ucapnya.
Awaluddin menambahkan, pesawat yang mendarat dan lepas landas di Soetta didominasi oleh rute domestik.
Dengan begitu, penundaan penerbangan dari dan ke China, menurutnya, tak berpengaruh besar ke performa bandara tersebut.
Baca: Bukan karena Virus Corona, Penjelasan Polisi soal WNA China yang Tewas di Apartemen Meikarta Lippo
"Soetta itu 78-80 persen domestik karena internasional 20-22 persen. Jadi penurunan di internasional yang hanya 1-1,5 persen itu tertutup dengan domestik yang 78-80 persen domestik," ujar Awaluddin.
"Maka saya berani mengatakan secara umum bandara Soetta dalam konteks penerbangan dan pergerakan maskapai tidak terdampak dengan Corona," pungkasnya.