AYU Winda Puspitasari bernafas lega akhirnya tiba di rumah kumpul bersama keluarga.
Ia memastikan dirinya dan semua mahasiswa serta pekerja lainnya yang telah diobservasi di Natuna dalam kondisi sehat dan terhindar dari paparan virus corona.
"Jangan takut dengan saya, saya sehat walafiat," kata Winda saat ditemui Surya.co.id di rumah orangtuanya di Lamongan, Jawa Timur, Minggu (16/2/2020).
Winda sedang kuliah di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China.
Kota itu adalah asal mula penyebaran virus corona, yang hingga Minggu kemarin telah menewaskan 1.666 orang.
Winda mengikuti evakuasi ke Batam dua pekan silam, Minggu (2/2/2020). Lalu mengikuti masa observasi di Natuna selama 14 hari.
Ada 238 orang menjalani karantina/observasi, sebanyak 65 orang berasal dari Jawa Timur.
Usai masa observasi, mereka dikembalikan kepada keluarga masing-masing, Sabtu (15/2/2020), setelah semua dinyatakan sehat.
Pengecekan kesehatan dua kali setiap hari selama 14 hari di Natuna dilakukan para dokter.
"Di Natuna sehat dan dibiasakan hidup sehat," kata Winda.
Makan, olah raga serta kesehatan rohani dan jasmani rutin dilakukan.
"Alhamdulillah hasil observasi semuanya dinyatakan sehat," kata dia.
Bahkan orang Indonesia yang diobservasi di Natuna pulang sudah bebas dari masker.
Winda dan teman-teman 'seperjuangannya' tidak harus memakai masker.
Baca: Jadwal Acara TV Senin, 17 Februari 2020: Indonesian Idol di RCTI, Kilau DMD Ratu Casting di MNC TV
Baca: Kesempatan Bisnis Kuliner Indonesia ke Jepang Semakin Besar
Ia berterimakasih banyak masyarakat Indonesia yang simpati dan menaruh perhatian terhadap mahasiswa Indonesia di China hingga kepulangannya ke Indonesia.
Kehadiran pemerintan pusat, provinsi dan daerah juga dirasakannya hingga prosesi penjemputan.
"Terimakasih pemerintah Indonesia, provinsi dan Pemkab Lamongan," kata Winda.
Kesehatan Winda yang benar-benar dinyatakan sehat didukung dengan bukti sertifikat sehat atau sejenis surat keterangan sehat.
"Jadi saya juga mendapat sertifikat keterangan sehat. Ini lho," kata Winda sembari menunjukkan buktinya kepada Surya.co.id.
Selama liburan dan belum diketahui kapan bisa kembali ke China, proses belajar mengajar akan dilakukan secara online atau kelas online.
"Ya mulai besok Senin sudah mulai kelas online," katanya.
Itu tidak hanya berlaku bagi mahasiswa asal Indonesia, tapi semua mahasiswa yang kuliah di China.
Ada video call, absensi dan juga komunikasi untuk proses belajar. Aplikasi lengkap yang memudahkan mahasiswa belajar.
Bawakan Boneka dan Cokelat
Sementara itu Diany Nursaufika tak dapat menyembunyikan rasa rindunya kepada sang kakak, Diany Luciana Aisyah, salah satu mahasiswa asal Surabaya yang pulang dari Natuna pasca masa observasi setelah dievakuasi dari Wuhan, China.
Saking gembiranya, dia membawakan boneka dan cokelat kepada kakaknya yang baru tiba itu.
Gadis cantik yang biasa dipanggil Pipit itu, mengaku sudah sangat rindu dengan kakaknya dan tak sabar menunggu untuk bertemu.
Bahkan, saat menunggu sang kakak di Bandara Juanda, ia terus memeluk boneka Winnie the Pooh yang akan ia berikan kepada sang kakak.
"Saya bawa boneka sama cokelat ini untuk kakak," katanya, Sabtu (15/2/2020).
Katanya, boneka merupakan barang kesukaan sang kakak, yang jauh-jauh hari sudah ia siapkan sebelum sang kakak tiba di Surabaya.
Sedangkan cokelat sengaja ia bawa lantaran masih dalam momen valentine.
Boneka serta cokelat itu, ia mengaku didapat dari hasil patungan dengan adik bungsunya, hanya untuk sang kakak yang baru pulang dari Natuna.
Pipit mengaku sudah tak bertemu dengan kakaknya, sekitar selama enam bulan lamanya.
Kakaknya yang merupakan mahasiswa Unesa itu mendapat beasiswa ke Wuhan, China.
Meski kerap berkomunikasi via seluler, Pipit mengaku kerinduannya belum terbayar sebelum bertemu langsung dengan sang kakak.
Baca: Bantah Isu Orang Ketiga, Kiwil Sebut Meggy Wulandari Sensitif: Salah Ngomong Dikit Dianggap Serius
Baca: 6 Alasan Kenapa Beberapa Jenis Obat Dikonsumsi Setelah Makan
"Kangen, sudah enam bulan ditinggal ke sana sama kakak," kisahnya sambil berurai air mata.
Saat berkisah itu, matanya tampak memerah, seolah tak dapat menyembunyikan kesedihannya.
Dia mengaku memang sangat dekat dengan sang kakak yang tengah menempuh pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin tersebut.
Siswa kelas sebelas SMA Ta'miriyah Surabaya itu mengaku akan memeluk erat sang kakak saat bertemu langsung.
"Terus bilang kangen gitu ke kakak," ujarnya menambahkan.(Surya/hanif manshuri/pipit)