Andre Rosiade menjelaskan terkait kronologi penggrebekan PSK di Padang pada beberapa waktu lalu.
Andre menyebut motifnya hanya satu, yakni sebagai anggota DPR RI yang dipilih oleh rakyat, tentu akan menerima asipirasi mereka yang mengaku gelisah dengan prostitusi online yang merajalela di Padang.
Mendengar laporan dari masyarakat Padang Andre kemudian menyampaikan dan memfalisitasi hal ini kepada pihak kepolisian.
"Dan yang melakukan penangkapan itu, pihak kepolisian Polda Sumbar, bukan Andre Rosiade," ungkapnya yang dilansir dari YouTube metrotvnews, Senin (17/2/2020).
"Yang memesan wanita itu pihak masyarakat yang bekerja sama dengan kepolisian bukan Andre Rosiade," kata Andre.
Baca: Polemik Penggerebekan PSK, Andre Rosiade Dilaporkan Aktivis Perempuan, Ombudsman RI Menindaklanjuti
"Saat memesan perempuan itu, mohon maaf ya, ternyata pihaknya meminta bukti kamar dimana menginap. Waktu itu masyarakat itu menanyakan siapa yang punya kamar," ujarnya.
"Kebetulan Bimo (staf Andre), bilang 'pakai kamar saya saja tidak kepakai, silahkan' gitu," imbuhnya.
Diketahui polisi telah menetapkan N (27) yakni PSK dan AS (24) seorang mucikari, sebagai tesangka.
Mereka akan dijerat dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Kedua, tersangka tersebut terancam hukuman enam tahun pernjara.
Andre Rosiade Bantah Aksinya Untuk Popularitas Politik
Penggrebekan PSK di Padang, Sumatera Barat yang melibatkan Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade memunculkan berbagai spekulasi politik.
Sejumlah pihak menganggap aksi tersebut untuk kepentingan pencitraan jelang Pilkada 2020.
Merespons tudingan tersebut, Andre dengan tegas membantah.