Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Direktur Utama PT Asuransi Jasindo (Persero), Didit Mehta Pariadi memastikan perseroan tidak akan mengalami gagal bayar seperti halnya PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
"Asuransi Jasindo itu asuransi yang 70 persen investasi tahunan, jad kami tidak mungkin menutup itu dengan investasi," ujar Didit di Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Baca: Kasus Jiwasraya Bikin Rekening Efek Diblokir, OJK Undang Sekuritas dan Nasabah Minta Klarifikasi
Didit menjelaskan, produk asuransi perseroan tidak ada istilah jaminan pengembalian jaminan kepada pemegang polis. Di mana klaim yang dibayar Jasindo jika pesertanya mengalami musibah.
"Kalau tidak ada (musibah) uangnya hilang. Jadi bagi orang yang ikut asuransi yang mereka butuhkan kepastian anggaran," ucap Didit.
"Tahun ini tidak ada risiko, besok ada risiko 20 kalo lipat, itu yang dibantu Jasindo bukan untung rugi. Kami memberikan kepastian mereka jangka panjang," sambung Didit. Ia menjelaskan, penempatan investasi yang dilakukan perseroan yaitu pada instrumen yang aman dan jangka pendek, seperti deposito, obligasi, penyertaan langsung ke perusahaan mitra, reksadana, dan saham.
"Mayoritas dideposito, kemudian obligasi. Untuk reksadana lima persen dan saham 1 persen, saham pun tidak sampai 12 (perusahaan), seperti Astra, Unilever dan lainnya," ujar Didit.
Sementara untuk kinerja perseroan, Didit menyebut Jasindo menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 6,4 triliun pada tahun ini.
Didit mengatakan, beberapa tahun terakhir pertumbuhan premi Jasindo relatif datar, karena sejumlah strategi diambil perusahaan pada tahun lalu seperti mengurangi porsi di beberapa segmen yang tidak terlalu baik untuk jangka menengah.
"Misalnya kita menurunkan premi kendaraan motor Rp 300 miliar (2019) dengan sengaja, kita meninggalkan, karena kalau dilanjutkan akan indah tahun ini, tidak indah untuk lima tahun ke depan," ucapnya.
Selama 2018-2019, kata Didit, Jasindo telah memetakan sejumlah sektor dan produk yang memiliki prospek bagus dengan bisnis yang menguntungkan.
Didit mengambil contoh, Pupuk Indonesia Group yang sudah memiliki lima produk Jasindo.
Namun, Didit mengatakan Jasindo masih belum mempunyai produk-produk lain yang diminta Pupuk Indonesia.
Baca: Dana Kelolaan DPLK Jiwasraya Tembus Rp 2,65 Triliun pada 2019
"Mereka punya yang lain yang belum kita penuhi misalnya rantai pasok bahan bakunya, dia minta kita menjamin supaya tidak ada penghentian produksi," ujarnya.
"Saat ini kita sudah ada 200 produk, kita akan buat 10 produk baru, sebagian korporasi sebagian retail. Retail bukan produk baru tapi cara penyampaiannya yang berbeda," sambung Didit.