Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pemerintah masih membicarakan rencana evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) kru Kapal Pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, Jepang.
Ada dua skenario rencana pemulangan yang disiapkan pemerintah.
Pertama, menggunakan jalur udara.
Kedua, melalui jalur laut dengan menggunakan Kapal Rumah Sakit KRI Dr Soeharso.
Jika nantinya menggunakan kapal, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan kapal memenuhi syarat untuk menjemput dan menjadi sarana untuk observasi kesehatan.
Baca: Pemecatan Massal Terjadi Akibat 234 Orang di 2 Penjara Luar Provinsi Hubei Terjangkit Virus Corona
“Bagus semua memenuhi syarat namanya kapal rumah sakit, ruang isolasi oke semua memadai,“ ungkap Menkes Terawan di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (21/2/2020).
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menyebutkan di kapal Dr Soeharso punya ruang rawat hingga respirator.
“Itu kapal rumah sakit ada kamar operasi ada lima kamar, ruang ICU tujuh kamar, 100-an kamar rawat, alat ronsen, ada respirator semua lengkap artinya kita gunakan itu,” kata Achmad Yurianto saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2020).
Menteri Kesehatan pun telah dua kali mengecek keadaan kapal.
Baca: Dampak Virus Corona, Kenaikan Tiket Masuk Tanah Lot Berpotensi Ditunda
Persiapan kapal hanya tinggal ditambahkan alat perlindunga diri (APD) saja.
“Dari tiga hari lalu kapal sudah dicek tinggal nambahin APD tapi semua sudah siap, apapun yang diperintahkan presiden harus siap,” kata Yurianto.
Rencana penjemputan akan dilakukan karena pihak Jepang telah mengizinkan negara asal penumpang atau pun ABK yang ada di kapal.
Pemerintah pun masih membahas rencana evakusi sekaligus menunggu hasil screening kesehatan para WNI di Jepang dari novel corona virus (COVID-19).