Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan ada lima penerbangan jemaah umrah yang terlanjur tiba di Arab Saudi.
Para jemaah tersabut terlanjur tiba di Tanah Suci, di tengah penghentian sementara izin pelaksanaan umrah dan ziarah ke Masjid Nabawi oleh pemerintah Arab Saudi.
Budi Karya Sumadi mengatakan jemaah tersebut terbang ke Arab Saudi tadi malam dan telah tiba beberapa saat yang lalu.
Baca: Menlu Koordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi, Upayakan Jemaah yang Sudah Berangkat Bisa Umrah
"Kita pantau tadi ada 4-5 penerbangan yang kita pantau, tadi ada yang barusan landing," ucap Budi Karya Sumadi di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2020).
Saat ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sedang mengusahakan jemaah yang terlanjur tiba agar tetap bisa menjalankan ibadah umrah.
"Sedang dikoordinasikan oleh ibu Menlu untuk tetap bisa diterima, ini sedang dalam proses," kata Budi.
Budi mengungkapkan dalam satu minggu biasanya ada 100 penerbangan umrah.
Baca: Pesan Menag Fachrul Razi untuk Jemaah Kala Arab Saudi Stop Sementara Kunjungan Umrah
Dalam sehari tercatat ada belasan penerbangan yang mengangkut jemaah umrah ke tanah suci.
"Penerbangan umrah itu lebih dari 100 flight satu minggu. Jadi kira-kira satu hari itu 13 flight," ungkap Budi.
Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi pada Rabu waktu setempat mengumumkan, penghentian sementara waktu jemaah umrah untuk masuk ke Arab Saudi.
Ada 22 negara termasuk Indonesia, yang jamaahnya ditangguhkan masuk.
Baca: Pemerintah Minta Arab Saudi Izinkan WNI yang Sudah Tiba di Tanah Suci Jalankan Ibadah Umrah
Dilansir dari kantor berita SPA, Kamis (27/2/2020), atas rekomendasi Kementerian Kesehatan, kegiatan umrah dihentikan sementara waktu bagi jamaah yang berasal dari negara China, Iran, Italia, Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Irak, Filipina, Singapura, India.
Kemudian Lebanon, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Somalia, Vietnam atau negara lain yang akan menunjukkan lebih banyak kasus korona meningkat.