TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 68 WNI ABK atau kru kapal Diamond Princess peserta observasi terkait virus Corona atau Covid-19 yang direncanakan dijemput di Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat hari ini, Minggu (1/3/2020) kemungkinan akan dibawa menggunakan helikopter menuju ke pelabuhan di Indramayu.
Nantinya, rencananya mereka akan dibawa ke Pulau Sebaru dengan menggunakan KRI Dr Soeharso setibanya di pelabuhan di Indramayu tersebut.
Baca: Minggu Pagi di Pulau Sebaru Kecil, Para WNI Ikuti Kegiatan Observasi dengan Senam Bersama
Kendati demikian, hal itu belum diputuskan karena saat ini Kementerian Kesehatan masih akan melakukan pengecekan menyeluruh terkait kesiapan Bandara Kertajati.
Ketika ditanya terkait kemungkinan tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan keputusan kemungkinan akan diambil setelah pengecekan selesai.
"Sekarang ditinjau untuk cek kesiapan Kertajati dan untuk diputuskan," kata Yuri ketika dihubungi Tribunnews.com pada Minggu (1/3/2020) pukul 10.42 WIB.
Ia mengatakan tengah dalam persiapan menuju ke Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat tersebut untuk mengecek semua hal terkait dengan penjemputan termasuk hal-hal yang bersifat teknis.
"Saya sedang persiapan ke Kertajati untuk cek semua dan teknis," kata Yuri.
Pesawat Khusus
Juru Bicara Presiden RI Fadjroel Rachman mengatakan, 68 orang warga negara Indonesia (WNI) kru kapal pesiar Diamond Princess akan segera dievakuasi ke Tanah Air.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), evakuasi 68 kru Diamond Princess dijadwalkan pada Minggu (1/3/2020) malam ini.
Menurut Fadjroel, evakuasi memakai pesawat khusus Garuda Indonesia dari Bandara Haneda, Jepang ke Bandara Kertajati, Jawa Barat.
"Kemudian langsung dipindahkan ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta untuk menjalani transit observasi, yang direncanakan, selama 28 hari," kata Fadjroel kepada Tribunnews, Minggu (1/3/2020).
Ia menambahkan, evakuasi kemanusiaan tahap ke-3 ini merupakan rangkaian evakuasi kemanusiaan yang diperintahkan Presiden Joko Widodo untuk menyelamatkan dan melindungi Warga Negara Indonesia.
Terlebih, evakuasi kemanusiaan tahap ke-1 yang menyelamatkan 238 WNI dari Provinsi Hubei RRT, kemudian evakuasi kemanusiaan tahap ke-2 yang menyelamatkan 172 laki-laki dan 16 perempuan, dengan total 188 orang dari MV World Dream.
"Semua WNI dalam evakuasi kemanusiaan ini dinyatakan negatif Covid-19 secara medis sesuai protokol WHO," jelas Fadjroel.
Kemenkes Akan Cek Kesiapan Bandara Kertajati
Kementerian Kesehatan akan memeriksa kesiapan Bandara Kertajati untuk penjemputan 68 WNI kru kapal Diamond Princess yang akan melaksanakan proses observasi terkait virus Corona atau Covid-19 hari ini, Minggu (1/3/2020).
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan tengah dalam persiapan menuju ke bandara di Majalengka, Jawa Barat tersebut ketika dihubungi Tribunnews.com pada Minggu (1/3/2020) pukul 10.42 WIB.
Yuri mengatakan semua hal terkait dengan penjemputan tersebut akan diperiksa termasuk hal-hal yang bersifat teknis.
"Saya sedang persiapan ke Kertajati untuk cek semua dan teknis," kata Yuri.
Ketika ditanya terkait kemungkinan penggunaan helikopter untuk membawa 68 WNI kru kapal Diamond Princess tersebut dari bandara Kertajati ke Pelabuhan Indramayu, Yuri mengatakan keputusan akan diambil setelah pengecekan selesai.
"Sekarang ditinjau untuk cek kesiapan kertajati dan untuk diputuskan," kata Yuri.
Skema Observasi
Skema untuk membawa 68 warga negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess menuju Pulau Sebaru Kecil untuk observasi sudah dipikirkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Sebelumnya ia mengatakan pesawat terbang yang mengevakuasi WNI tersebut tak akan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
"Nggak mungkin di (bandara) Soekarno-Hatta, kan padat sekali penerbangannya," ujar Yuri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (29/2/2020).
Yuri menyebut Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat merupakan alternatif yang paling memungkinkan. Meski pun demikian, ia menegaskan Kertajati masih alternatif semata.
"Pilihannya ya Kertajati yang paling dekat. Kertajati masih alternatif ya. Tapi alternatif yang paling dipilih gitu. Karena kan harus dekat-dekat dengan Sebaru, kalau jauh kan repot," kata dia.
Di sisi lain, Yuri tak menjelaskan secara detail bagaimana para WNI akan dibawa ke Pulau Sebaru Kecil dari bandara. Dia hanya mengatakan untuk menyeberang ke Pulau Sebaru Kecil, KRI dr Soeharso akan kembali digunakan.
"(Untuk menyeberang ke Pulau Sebaru Kecil) Ya tetap menggunakan KRI dr Soeharso," tandasnya.
Minggu Malam
Sebanyak 68 warga negara Indonesia (WNI) awak kapal dari kapal pesiar Diamond Princess akan tiba di Indonesia, pada Minggu (1/3/2020) malam.
Humas Kementerian Kesehatan Hendy Yudistira mengatakan ratusan WNI itu dijemput menggunakan pesawat udara yang akan tiba di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.
"Iya. Informasinya seperti itu," kata Hendy, saat dihubungi, pada Minggu (1/3/2020).
Baca: Nagita Slavina Keguguran Saat Usia Kandungan Sebulan, Ini Ciri-ciri Keguguran & Cara Menghadapinya
Baca: Dana Sewa Pesawat Boeing 777-300ER untuk Presiden Jokowi Tak Perlu Dikembalikan
Pada saat ini, pesawat masih berada di Jepang. Nantinya, pesawat akan berangkat dari bandara Haneda pada Minggu sore waktu setempat. Pesawat menempuh waktu delapan jam.
Pemerintah bersama dengan stakeholder terkait sedang mempersiapkan kedatangan para WNI tersebut. Menurut dia, pemerintah sudah siap menyambut para awak kapal tersebut.
Sebelumnya, pemerintah akan memulangkan para WNI yang saat ini masih berada di kapal pesiar Diamond Princess dan Rumah Sakit lepas Yokohama, Jepang. Total ada 68 orang yang akan dievakuasi.
Sesampainya di Indonesia, mereka akan menjalani karantina di Pulau Sebaru, sama dengan WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar World Dream. Nantinya akan ada pemisahan atau pembagian blok bagi warga yang berasal dari kapal pesiar World Dream dan Diamond Princess.
Saat ini, 9 WNI positif Corona yang berada di dalam kapal pesiar Diamond Princess menjalani perawatan intensif oleh pemerintah Jepang.
Indonesia, melalui KBRI terus memantau perkembangan dan memastikan penanganan kepada WNI dilaksanakan sebaik-sebaiknya
Proses evakuasi dan observasi dilakukan melalui Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang menyertakan kementerian teknis dibawahnya serta mendapat dukungan penuh dari TNI-AL, BNPB, dan kelembagaan lainnya.
Diobservasi 28 Hari
Setelah dievakuasi, para WNI akan terlebih dahulu menjalani proses observasi seperti halnya saat pemerintah mengevakuasi WNI dari Wuhan, China, beberapa waktu lalu.
Untuk tempat observasi, salah satu opsi yang bisa digunakan adalah Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu, Jakarta.
"Ya kemungkinan di Sebaru lagi, tapi kita kan masih bicara terus apakah nanti kita dengan kapal atau bagaimana. Yang penting yang paling nyaman dan bisa membuat mereka cepat sehat," jelas Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel berjudul "Antisipasi Corona, WNI di Kapal Diamond Princess Akan Diobservasi 28 Hari".
Sementara itu, Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto, mengatakan. informasi yang diterimanya masih ada sembilan ABK Diamond Princess yang merupakan WNI positif virus corona dan 19 lainnya negatif yang masih berada di dalam kapal.
Nantinya, pasca-penjemputan ABK tersebut akan diobservasi selama dua kali masa inkubasi atau 28 hari.
"Diputuskannya 28 hari masa observasi ditengarai sering terjadinya kasus positif Covid-19, terutama di China," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (27/2/2020).
Selain itu, menurutnya, ditemukan fakta warga negara Amerika yang merupakan kapal Diamond Princess semula diperiksa negatif, tetapi menjadi positif Covid-19 setelah lebih dari 21 hari.
"Artinya, kita harus berhati-hati setelah karantina 14 hari pertama. Ini yang membuat kita berpikir bahwa seharusnya untuk ABK Diamond Princess harus dilakukan observasi setidaknya 2 x 24 jam," imbuh dia.
Perlu diketahui, Pulau Sebaru juga menjadi tempat observasi bagi WNI anak buah kapal World Dream.
Sebanyak 188 anak buah kapal World Dream telah berhasil dievakuasi dan Rabu (26/2/2020) pagi.
Mereka dinyatakan negatif atau tidak terindikasi Covid-19.