TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah mengatakan, pihaknya merawat dua pasien baru yang positif terjangkit virus corona di ruang isolasi.
Kedua pasien itu diketahui memiliki riwayat perjalanan ke negara Korea Selatan.
Rita menuturkan, 2 pasien baru yang dinyatakan positif Corona setelah melakukan pemeriksaan spesimen selama beberapa hari terakhir. Sebelum ini, keduanya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
"Jadi ada tambahan 2 pasien yang dirawat di RS Persahabatan. Jadi total kami merawat 7 pasien positif Corona," kata Rita di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (11/3/2020).
Baca: Riwayat Penyakit Pasien Corona yang Meninggal Dunia di Indonesia: Diabetes hingga Hipertensi
Secara nasional, imbuh Rita, identitas kedua pasien positif Corona yang baru adalah kasus nomor 20 yang merupakan seorang perempuan berumur 69 tahun dan kasus nomor 24 yang merupakan pria berusia 46 tahun.
Rita mengatakan, kedua pasien positif Corona yang baru diketahui jatuh sakit usai bepergian ke negara Korea Selatan.
Sesampainya di tanah air, kedua pasien tersebut mengeluhkan demam, batuk hingga sesak nafas.
Baca: Kondisi 57 ABK Grand Princess Belum Sampai Pada Pengecekan Kesehatan Terkait Virus Corona
"Kedua pasien ini punya riwayat perjalanan ke Korea Selatan," pungkasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, sampai Selasa (10/3/2020) kemarin, pemerintah telah mengumumkan sudah ada 27 kasus positif corona (covid-19) di Indonesia.
Dari seluruh kasus tersebut, pemerintah mengakui ada 1 kasus, yakni kasus dengan nomor kode 27, yang belum terlacak sumber penularannya.
Baca: Satu Pasien Corona Meninggal Dunia di Indonesia, Juru Bicara Pemerintah: Sudah Sakit Berat
Juru Bicara Penanganan Wabah Virus Corona Achmad Yurianto menerangkan, sampai saat ini pihaknya masih mencari tahu dari mana sumber penularan kasus 27 ini.
Yang bersangkutan tidak berasal dari luar negeri dan belum terlacak apakah berasal dari klaster yang sudah ada sebelumnya.
"Kami menduga (kasus 27) ini local transmission, yang sedang kami tracking dari mana sumbernya, karena bukan impor (imported case) dan tidak jelas bagian dari klaster lain. Sementara belum jelas," ujar Achmad, Selasa (10/3/2020).