Pasien 01 mengaku seminggu ketika diisolasi, ia menangis terus akibat stigma yang ia terima.
"Dan untuk orang-orang di luar jangan menghakimi pasien yang positif corona dengan berbagai stigma negatif. Karena ya itu pasien akan menjadi korban dua kali. Saya selama diisolasi itu selama seminggu itu saya nangis terus karena saya tahu yang dibicarakan oleh media dan orang-orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya dan menyerang profesi kami sebagai penari. peggiat seni dan pejuang budaya yang selama hidup kami satu keluarga berbuat apapun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni dan budaya," terangnya.
"Semuanya harus ingat bahwa virus ini tidak memandang bulu tidak memilih ras, agama, profesi apapun dan bisa menular ke siapapun," ujar dia.
8 Pasien Sembuh
Untuk diketahui, pasien 01,02 dan 03 yang dinyatakan sembuh tersebut merupakan bagian dari 8 pasien Corona yang sembuh.
Total saat ini, terdapat 117 kasus positif virus Corona, dengan 8 pasien sembuh dan lima kasus kematian.
Pasien 01 dan 02 merupakan kasus kasus pertama yang dinyatakan sebagai kasus positif Corona di Indonesia.
Saat itu, kasus positif Corona itu diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020.
Baca: Jokowi Minta Jajaran Kementeriannya Beri Arahan dan Edukasi Masyarakat Tangani Pandemi Virus Corona
Dalam keterangan Jokowi saat itu, pasien 01 sempat melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.
Warga Jepang itu terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.
Tim Kemenkes pun langsung melakukan penelusuran.
"Orang Jepang ke Indonesia bertamu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi yang dilansir dari Kompas.com, Senin (2/3/2020).
"Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," tutur Presiden saat itu.
Belakangan diketahui, pasien 01 dan 02 merupakan warga Depok, Jawa Barat.
Pasien 01 melakukan kontak dengan WN Jepang karena adanya acara dansa di sebuah restoran di Jakarta.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri/Daryono)