TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Laksamana Madya TNI Yudo Margono meninjau kesiapan fasilitas observasi 57 WNI ABK Grand Princess terkait virus corona di Lanud Raden Sadjad Natuna pada Senin (16/3/2020).
Yudo mengatakan lokasi yang akan dijadikan tempat observasi bagi mereka adalah hanggar UAV Lanud Raden Sadjad Natuna.
Selain meninjau kesiapan fasilitas, Yudo mengatakan juga tengah memmobilisasi persnoel pendukung observasi.
"Di Hanggar UAV Lanud Raden Sajad, untuk personel kompisisinya sama dengan yang dulu di Natuna maupun di Sebaru," kata Yudo ketika dikonfirmasi wartawan pada Senin (16/3/2020).
Baca: Cegah Corona, KADIN Usul Tutup Tempat Hiburan Malam di Jakarta
Yudo menjelaskan personel pendukung tersebut berasal dari Batalyon Kesehatan Marinir, Kostrad, dan Kementerian Kesehatan.
Untuk tim dapur lapangan berasal dari Bekangdam Jaya.
Sedangkan untuk tim dekontaminasi terdiri dari Zeni Angkatan Darat dengan dua mobil dekontaminasi.
"Tim pengamanan dari Marinir, Paskhas, Brimob Polda kepri dan pasukan dari Lanud, Lanal, Kodim dan Polres," kata Yudo.
Baca: Kemendikbud: 65 Perguruan Tinggi Telah Terapkan Kebijakan Kuliah Jarak Jauh
Selain itu Yudo mengatakan sejumlah alutsista pendukung juga telah berada di Natuna yakni KRI Suharso dan Helikopter Panther TNI AL untuk standby emergency.
"Kita di Natuna sudah siap semua," kata Yudo.
Meski begitu, Yudo mengatakan ia baru mendapat informasi bahwa pemulangan 57 WNI ABK Grand Princess tersebut ditunda.
"Belum, barusan dapat info bahwa rencana pemulangan ditunda. Belum tahu, itu ranahnya Kemenlu," kata Yudo.
Diberitakan sebelumnya, setelah melakukan observasi terhadap anak buah kapal (ABK) Wolrd Dream dan Diamond Princess, pemerintah bakal melanjutkan misi berikutnya dalam konteks yang sama.
Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto, menyebut kini ABK Grand Prince menjadi tugas berikutnya untuk diobservasi.
Baca: Daftar Kematian Tertinggi di Negara Eropa Karena Corona, 368 Orang Meninggal dalam Sehari di Italia
"Ini sudah kita siapkan nanti akan dilakukan observasi di Natuna," kata Yuri di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).
Ditambahkan Yuri, ada sebanyak 57 orang WNI yang berada di dalam kapal yang berada di perairan Amerika Serikat itu.
Kemungkinan, besok mereka akan sampai di tanah air.
"Kita tetap memiliki cara kerja dan bertindak untuk kewaspadaan keseluruhan. Tidak kita membeda-bedakan karena ini tujuannya adalah bukan hanya untuk melindungi ABK itu, tapi juga melindungi seluruh keluarga dia dan masyarakat nanti pada saat pulang," ujarnya.