”Pembelajaran aktif yang sebelumnya hanya terjadi pada 22% sekolah, kini meningkat menjadi 63% sekolah telah menerapkannya. Siswa difasilitasi untuk lebih banyak melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, mempresentasikan hasil karya, serta melakukan refleksi untuk perbaikan belajar. Model pebelajaran ini yang diharapkan Mas Menteri; di mana siswa didorong lebih aktif mengalami, melakukan, mengamati, dan menemukan,” kata Makin menambahkan.
Baca: Cerita Komunitas Baca Saku Tingkatkan Literasi Anak-anak Serui Lewat Buku
Disebarkan melalui Buku
Ada 13 kepala sekolah yang diulas dalam buku terkait pengalaman melakukan perubahan pembelajaran. Seperti yang dilakukan oleh Robingah, Kepala SDN 2 Kalilumpang, Kendal, Jawa Tengah.
Walaupun sekolahnya berada di pelosok perkebunan karet dan tidak memiliki perpustakaan, dia berhasil membuat para siswanya punya kebiasaan membaca. Dalam seminggu siswanya sudah terbiasa membaca 2-4 buku bacaan.
Beberapa inisiatif yang dia lakukan diantaranya melibatkan orangtua membelikan buku bacaan yang disukai anak-anaknya untuk menutupi kekurangan buku bacaan di sekolah.
Pojok baca juga dibuat di masing-masing ruang kelas untuk mendekatkan buku dengan anak.
Sekolah menyediakan klinik baca untuk siswa yang belum lancar membaca, sampai memastikan semua guru mendapat pelatihan pembelajaran dan budaya baca, serta mendampingi penerapannya di kelas.
“Kami juga membuat parenting literasi dimana orangtua wajib mendampingi anaknya membaca buku di rumah. Jadi antara program pendidikan di sekolah dan di rumah berjalan saling menguatkan,” kata Robingah yang berhasil menjadi kepala sekolah kedua terbaik sekabupaten Kendal atas inisiatifnya tersebut.
Sementara Gunanto, Kepala MINU Balikpapan berhasil membawa madrasahnya menjadi madrasah favorit di Kota Balikpapan.
Pada penerimaan siswa baru 2019, dari kuota tiga kelas yang diterima, tiga kelas pendaftar lainnya terpaksa di tolak. Padahal dua tahun sebelumnya, semuan pendaftar pasti diterima. Itupun hanya satu kelas.
“Prioritas yang saya lakukan adalah mengelola madrasah secara transparan dan partisipatif. Terutama untuk meyakinkan guru, orangtua, dan masyarakat agar ikut terlibat menyukseskan program madrasah," katanya.
"Ketika kepercayaan sudah didapat, madrasah mau melakukan perubahan apapun menjadi lebih mudah. Bahkan orangtua mau ikut membantu perbaikan gedung madrasah dan menyediakan kebutuhan pembelajaran dan budaya baca di kelas,” kata Gunanto yang diganjar menjadi kepala madrasah terbaik 2019 oleh Kemenag Kota Balikpapan itu.
Perlu Disebarluaskan
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, mengapresiasi dukungan Tanoto Foundation yang melalui Program PINTAR telah melatih dan mendampingi para kepala sekolah, guru, dan komite sekolah untuk bersinergi meningkatkan kualitas pembelajaran.