TRIBUNNEWS.COM - Penyebaran virus corona sangat cepat, Presiden Joko Widodo sampai meminta lakukan tes massal, ini yang harus diketahui soal rapid test virus corona.
Presiden Jokowi akhirnya mengeluarkan perintah untuk menginstruksikan pelaksanaan rapid test virus corona.
Hal ini dilakukan untuk mnegetahui atau deteksi dini orang yang menderita covid-19.
Apalagi perkembangan kasus virus corona sangat cepat.
Sejak awal diumumkan virus corona masuk ke Indonesia, kini sudah 300 pasien yang positif.
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKln), Prof. DR. Dr. Aryati, MS, Sp.PK(K), mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait rapid test.
• UPDATE Virus Corona di Indonesia, Pasien Meninggal Melonjak Jadi 29 Orang, Ini Daerah Terparah
• Ahli Ungkap Penyebab Kasus Pasien Corona Melonjak Drastis di Indonesia, Padahal Sebelumnya Nihil!
Ia mengingatkan, perlu ada kewaspadaan dan ketelitian terhadap tes yang dilakukan.
Hal ini karena rapid test ada potensi memunculkan hasil negatif palsu atau hasil positif palsu.
Dr Aryati mengatakan, hasil positif palsu atau false positive bisa muncul karena adanya infeksi virus corona jenis lain di masa lalu.
“Karena (jenis) corona banyak di masa lalu itu, antibodi yang pernah timbul bisa saja terdeteksi,” kata Aryati seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Sabtu (21/03/2020).
Selain itu, adanya kemungkinan cross reactive atau reaksi silang dengan jenis corona yang lain atau jenis virus yang memiliki kemiripan, bisa menimbulkan adanya false positive.
Ia mencontohkan, hal itu terjadi di Singapura. Ada dua kasus diduga demam berdarah, ternyata Covid-19. “Jadi artinya hati-hati,” kata dia.
Seperti apa penjelasan lengkap soal rapid test virus corona?