TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Milenial Presiden, Adamas Belva Syah Devara menjelaskan pentingnya peran milenial untuk menangani wabah Covid-19.
Hal itu ia sampaikan di Kantor BNPB Indonesia, Senin (23/3/2020), melansir dari Youtube BNPB.
Belva, sapaannya, menyerukan pentingnya kesadaran milenial akan bahaya dari virus corona.
"Perlu bantuan dari kita (kaum milenial -red) semua, kalau fokus mitigasi saja sangat sulit."
"Kita harus aware dengan penyebaraan virus, kita harus mulai dengan kita sendiri," ujar Founder Ruang Guru terebut.
Baca: Ridwan Kamil Telah Siapkan Skenario Terburuk untuk Atasi Corona
"Kita berperang dengan diri kita sendiri, perlu dipahami kalau kita sebenernya kunci untuk menghentikan virus ini," tambah Belva.
Pria lulusan Harvard University itu juga menerangkan ada tiga hal yang bisa dilakukan kaum milenial.
Pertama adalah dengan menjaga jarak atau social distancing.
Hal kedua yang bisa dilakukan adalah memerangi hoaks corona yang menyebar di masyarakat.
Adapun poin ketiga dengan mengingatkan sekitar untuk tidak saling menyerang dan saling membully sesama.
Belva menjelaskan pentingnya jaga jarak adalah melihat pengalaman di Korea Selatan, yang ternyata penular terbesar adalah dari generasi milenial.
"Yang pertama itu jaga jarak, dirumah saja dulu, masih banyak yang ngeyel dan tidak percaya dengan virus ini," ujarnya.
Ia melanjutkan di Korea Selatan, hasil tes massal yang dilakukan mengungkap jika 30 persen penular adalah usia 20-29 tahun.
Baca: Jokowi Berharap RS Darurat Corona di Wisma Atlet Kemayoran Siap Digunakan
"Untuk itu peran kita penting, karena generasi milenial ini penular terbesar."
"Ironisnya banyak anak muda yang meremahkan, padahal itu sangat berbahaya terutama bagi orang-orang disekitarnya," ungkapnya.
Belva mengajak anak muda agar menghentikan wabah dengan berdiam diri dirumah atau menjaga jarak.
"Kita punya peran penting untuk menghentikan kasus ini, karena anak muda mobilitasnya paling banyak."
"Semua tidak boleh meremehkan," ujarnya.
Selain itu, Belva menuturkan peran anak muda juga bisa dilakukan dengan memerangi hoaks.
"Kedua perangi hoaks, anak milenial mempunyai akses informasi yang lebih luas, karena tidak gaptek."
"Informasi yang baik jangan stop di anda, tapi kalau ada informasi dengan sumber tidak terpercaya stop di anda, ini paling penting," imbuhnya.
Baca: BNPB Sebut 100 Ribu APD Disalurkan ke Wilayah Skala Prioritas
Untuknya, Belva mengingatkan kepada para anak muda untuk melakukan edukasi, terlebih kepada keluarga sendiri.
Adapun hal ketiga yang dijelaskan Belva untuk kaum muda adalah momentum bencana seperti sekarang bukan waktunya untuk saling menyalahkan.
"Ini bukan waktunya saling menyalahkan, saat ini fokuskan energi kita untuk menolong sesama."
"Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa saya lakukan," ujar Belva yang juga lulusan Stanford University tersebut.
Di jagat maya, lanjut Belva, sudah banyak contoh anak muda yang bisa diikuti.
"Misalnya bikin website, bikin portal informasi, galang donasi, terus dokter muda banyak yang bisa memberi konsultasi gratis."
"Memberi makan siang gratis kepada para ojek online, ini hal yang simpel tetapi dibutuhkan karena sudah banyak masyarakat yang terdampak ekonominya akibat wabah," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)