Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kantor Staf Presiden(KSP) mencetuskan program aplikasi 10 rumah aman yang bisa menjadi energi sosial baru bagi publik.
Peluncuran aplikasi yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi ini menjadi rujukan bagi seluruh lapisan masyarakat agar bersama-sama menghadapi wabah Covid-19.
"Aplikasi ini berisi informasi seputar Covid-19, apa yang dibutuhkan dan dapat dilakukan masyarakat saat di rumah serta memastikan lingkungan tetap aman sebagai antisipasi penyebaran virus corona," ujar Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dalam pernyataannya, Jumat(3/4/2020).
Kehadirannya program tersebut kata Moeldoko menguatkan ukhuwah umat di tengah social distancing karena imbas Covid-19.
Dilakukan secara gotong royong, program ini ternyata makin menguatkan sisi humanisme antar warga yang berada #diRumahSaja.
Baca: Pelatih PSM Makssar Kritik Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji Pemain
Baca: Dampak Wabah Corona, Pelatih PSM Makassar, Bojan Hodak Khawatirkan Liga di Asia Tenggara
Baca: Armand Maulana Kangen Salat Jumat Berjamaah
Publik tampaknya mulai merindukan statusnya sebagai makhluk sosial. Saling berinteraksi satu sama lainnya untuk menghasilkan beragam karya produktif.
Atmosfer tersebut kental terasa dari tiap aktivitas pengambilan data program 10 Rumah Aman.
Setiap hari petugas ukur suhu per zona Rukun Tetangga (RT) berkeliling.
Melakukan pencatatan suhu badan, termasuk informasi gejala munculnya Covid-19.
"Sikap positif dari warga menjadi modal utama untuk memerangi Covid-19. Kepedulian warga tentu akan menekan pergerakan jumlah positif Covid-19. Mata rantai sebarannya otomatis terputus. Lebih dari itu, kami berharap sikap gotong royong dan tingginya kepedulian warga terus berlanjut,”ujar Moeldoko.
Salah satu yang sudah menerapkan aplikasi tersebut adalah warga di Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mereka sangat antusias mengikuti program tersebut.
“Kami terharu dengan sambutan warga yang luar biasa. Mereka sangat antusias dan selalu menunggu petugas yang datang setiap hari. Kalau tahu para petugas datang, mereka langsung berdiri di depan pintu. Meski tetap jaga jarak, ada nuansa persaudaraan baru yang muncul. Itu muncul dari gesturnya yang hangat,” ujar Ketua RT.8/RW.9 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal.
Setiap hari, kata Zainal para petugas ukur suhu harus memastikan suhu warga di wilayahnya berada di bawah 37,5 derajat celcius.
Mereka juga harus mengontrol tidak adanya radang tenggorokan, batuk, dan sesak nafas dengan durasi 2 hari atau lebih.
Zainal menambahkan, kondisi warga di wilayahnya negatif Covid-19.
Meski demikian, program 10 Rumah Aman terus dijalankan secara serius.
“Semuanya berjalan lancar dan serius di RT kami. Pendataan terus berjalan. Kami juga bersyukur karena tidak ada warga yang positif Covid-19. Semuanya tentu jadi lega. Munculnya pandemi Covid-19 justru membuat kami semakin solid. Persaudaraannya semakin kuat dan sangat tulus. Sejak awal kami selalu mengingatkan, saudara terdekat itu adalah tetangga,” ujar Zainal.
Wilayah RT.8/RW.9 Balekambang dihuni sekitar 200 kepala keluarga. Total ada 503 orang hidup di dalamnya dengan jumlah bangunan (rumah) 138.
Dengan zonasi besar seperti ini, pendataan informasi Covid-19 warga dibagi dalam 4 zonasi.
Acuannya, status Dasa Wisma. Zainal mengatakan, pencatatan informasi suhu badan dan lainnya dilakukan secara bergilir.
“Lebih banyak sukanya saat melakukan pencatatan informasi terkait Covid-19 warga. Besarnya wilayah dengan waktu hanya sehari juga bukan kendala. Kami lakukan semuanya bergotong royong dan digilir dalam 4 titik area. Sejauh ini efektif. Intinya, kami sangat siap memerangi Covid-19. Komitmen seluruh warga sangat kuat. Covid-19 akan hilang secepatnya,” kata Zainal.
Hangatnya suasana baru persaudaraan warga RT.8/RW.9 Balekambang juga terlihat dari aktivitas amal.
Bantuan logistik bahan kebutuhan sehari-hari terus mengalir diberikan para donatur.
Bentuknya sangat beragam mulai dari sembako hingga uang tunai. Zainal kembali menjelaskan, sisi humanisme warganya tetap tinggi di tengah kondisi perekonomian keluarga yang berat.
“Semuanya mengalami kesulitan karena aktivitas ekonomi terbatas. Tapi, empati warga tetaplah tinggi. Bantuan beras atau sembako terus diberikan warga yang mampu. Ada juga bentuk uang. Besarannya sangat bervariasi. Semua sudah berjalan sepekan. Di sini bukan bentuk atau jumlah donasi yang jadi point, tapi bagaimana semua bahu membahu saling menolong,” jelas Zainal.
Serupa RT.8/RW.9 Balekambang, energi positif juga dipancarkan warga RT.01/RW.02 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Kawasan ini dihuni sekitar 38 rumah. Ikatan psikologis warganya pun semakin kuat oleh pandemi Covid-19. Ketua RT.01/RW.02 Bendungan Hilir, Rani Eddy, menerangkan, warga tetap solid menjalankan program 10 Rumah Aman dan memerangi Covid-19.
“Kami menghadapi pandemi Covid-19 secara bersama-sama. Seluruh warga sangat positif dan tidak ada yang terjangkit Covid-19. Untuk pelaksanaan pendataan suhu badan dan lainnya berjalan normal. Warga sudah tahu porsinya masing-masing. Semua memang dilakukan swadaya. Jadi, tidak ada kesulitan dan situasi ini justru menguatkan persaudaraan kami. Ada semangat baru untuk bangkit,” terang Rani.
Semangat untuk secepatnya keluar dari pandemi Covid-19 digaungkan seluruh masyarakat. (Willy Widianto)