News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Atasi Sampah Plastik di Laut, Circulate Capital Tanam Investasi di Perusahaan Daur Ulang Tridi Oasis

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sampah plastik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polusi plastik masih menjadi salah satu masalah lingkungan di Indonesia, apalagi tingkat sampah yang dihasilkan dari pertumbuhan populasi dan ekonominya telah melampaui kapasitas pengelolaan sampah yang dimiliki.

Indonesia juga penyumbang sampah plastik laut terbesar kedua, bahkan menghasilkan 4,8 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik setiap tahunnya, sehingga ada sekitar 620.000 ton yang mengalir ke saluran air dan laut.

Fenomena ini mendorong inisiatif industri yang lebih berkelanjutan, termasuk dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik.

Baca: Peringatan Dini BMKG untuk 33 Kota, Kamis 30 April 2020: Daerah Ini Berpotensi Hujan Disertai petir

Baca: Mantan Pemain Ajax Sebut Donny van de Beek Cocok Bermain di Juventus

Seperti dilakukan oleh Circulate Capital melalui Circulate Capital Ocean Fund (CCOF), perusahaan manajemen investasi yang berbasis di Singapura ini melakukan investasi perdananya di dua perusahaan daur ulang plastik yang berlokasi di Indonesia dan India, dengan total nilai investasi sebesar USD 6 juta.

Investasi di Indonesia diberikan kepada PT Tridi Oasis Group (Tridi Oasis), yang memiliki spesialisasi dalam mendaur ulang botol polietilena tereftalat (PET) menjadi serpihan PET daur ulang (rPET), yang digunakan untuk memproduksi kemasan daur ulang dan tekstil.

Baca: Lima Fakta Fenomenal Jonatan Christie yang Jadi Sorotan Media Asing

CCOF juga merupakan dana investasi pertama dunia yang didedikasikan untuk krisis sampah plastik laut di Asia Selatan dan Tenggara.

Rob Kaplan, CEO Circulate Capital, mengatakan krisis kesehatan dan ekonomi saat ini mendorong dunia memastikan masa depan rantai suplai dan ekonomi lokal.

Menurutnya, ketahanan infrastruktur penting seperti sampah dan daur ulang harus berjalan seiring dengan perlindungan terhadap kesehatan dan mata pencaharian masyarakat.

“Dengan berinvestasi di usaha kecil dan menengah (UKM) yang mengurangi polusi plastik dan memajukan ekonomi sirkular, kita dapat membangun bisnis berkelanjutan yang dapat bertahan melalui saat-saat krisis,” jelas Rob.

Dalam kurun waktu lima tahun, Circulate Capital menyiapkan dana senilai USD 106 juta guna mendukung berbagai inisiatif mengatasi krisis sampah plastik laut di berbagai negara.

Dana tersebut disumbangkan oleh beberapa perusahaan terkemuka dunia, termasuk PepsiCo sebagai investor pertama kemudian Procter & Gamble, Dow, Danone, CHANEL, Unilever, The CocaCola Company, dan Chevron Phillips Chemical.

Masing-masing investor tersebut tidak hanya memberikan modal, tetapi mereka juga memberikan kontribusi dalam hal keahlian teknis dan pengadaan untuk membantu skala portofolio dan mendorong dampak yang maksimal.

Selama perjuangan menghadapi COVID-19, Program Lingkungan PBB telah mendesak pemerintah dari berbagai negara untuk memperlakukan pengelolaan sampah sebagai layanan publik yang penting dan esensial.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisir resiko kesehatan dan dampak lingkungan, serta membantu jutaan pengumpul sampah informal (pemulung) karena pendapatan mereka pun terkena dampak dari situasi saat ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini