TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud Evy Mulyani mengungkapkan pihaknya akan berkoordinasi dengan TVRI terkait penambahan durasi jam tayang program Belajar dari Rumah (BDR).
Evy mengatakan penambahan durasi tersebut, mungkin dapat mencapai 45 menit per segmennya.
"Kami akan berkoordinasi dengan TVRI terkait kemungkinan penambahan jam tayang. Terutama materi pembelajaran kemampuan kecakapan hidup dan vokasi. Mungkin bisa menambah durasi tayangan minimal 45 menit per segmennya," tutur Evy melalui keterangan tertulis, Rabu (6/5/2020).
Penambahan tersebut dilakukan setelah melihat hasil survei Kemendikbud bersama UNICEF terkait pelaksanaan program Belajar dari Rumah sejak ditayangkan mulai 13 April lalu.
-
Baca: BREAKING NEWS: Pemerintah Izinkan Pesawat, Kapal Laut, Kereta, dan Bus Beroperasi Lagi Mulai Besok
Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 20 persen responden siswa mengharapkan penambahan durasi tayangan pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan survei tersebut, tingkat kesenangan menonton program BDR untuk siswa mendapatkan skor sebesar 7,8 dalam skala 1-10 dan bagi orang tua sebesar 8,2.
Sementara itu, tingkat kesenangan guru di wilayah 3T sebesar 7, dan di wilayah non-3T sebesar 7,5.
Sebanyak 52% responden di wilayah 3T menyatakan menonton lembaga penyiaran publik ini selama masa pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing.
Sementara itu, sebanyak 78,6% responden di wilayah non-3T menyatakan menonton TVRI selama masa pembelajaran dari rumah.
"Ini menjadi masukan bagi kami untuk melakukan perbaikan program mendatang. Khususnya pendekatan bagi publik di wilayah 3T," ucap Evy.
Pihaknya juga akan melakukan perbaikan teknis siaran seperti perbaikan sinyal siaran dan perluasan akses program BDR.
Kemendikbud juga sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait kemungkinan relai program dengan stasiun televisi lokal.
Saat ini Kemendikbud mencoba menjangkau masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
"Kami juga sedang mengkaji metode pembelajaran luar jaringan atau offline lainnya bagi masyarakat 3T yang tidak memiliki televisi. Misalnya menggunakan radio, buku, maupun relawan," pungkas Evy.
Seperti diketahui, survei ini dilakukan melalui SMS dan daring. Jumlah responden untuk survei daring sebanyak 1.198 guru, 1.736 siswa, dan 1.373 orang tua.
Survei dilakukan dalam kurun periode 20-23 April 2020.