Padahal, jarak perkampungan dengan kantor bank di sana cukup jauh dan warga harus mengeluarkan uang ratusan ribu hanya untuk pergi ke kota.
"Di situ kan di atas 12 persen miskinnya. Di Lumajang kan banyak peminta-minta, kalau kita kan tidak ada satu pun. Beda dong. Saya bicara regulasi. Yang kedua, dari Menteri Sosial itu rekrutnya gampang. Dalam surat edaran Menteri Sosial kita diberi kuota 4446. Kita rekrut gampang yang sulit itu untuk menerimakan dipersyaratkan harus membuka rekening," katanya.
"Lha di situ saya protes. Rakyat terima Rp 600 ribu tapi rakyat harus keluarkan uang Rp 250 ribu sampai Rp 450 ribu. Pergi pulang ke bank Rp 200 ribu, buka rekening bank Rp 150, kalau dapat lagi ambil duitnya," ungkap Sehan.
Sehan lantas mengungkapkan alasannya marah-marah kepada Menteri Sosial yang terekam dalam video dan viral.
Ia merasa tidak diperbolehkan memberikan bantuan beras kepada warganya dengan dana dari Pemkab. Di sisi lain warga tak kunjung menerima bantuan dari Pemerintah Pusat.
"Mangkanya saya mencak-mencak itu ada dua hal pertama kayaknya saya tidak boleh berikan beras tapi BLT nya belum datang. Untuk Bupati Lumajang anda perlu ingat anda cuma kasih 5 kilo, saya minimal 15 kilo dan saya beri beras premium dan saya tidak potong dari PNS," papar dia.
Sehan mengaku tidak mau memotong gaji PNS karena itu merupakan hak keluarganya.
"Itu milik keluarganya mangkannya saya tidak potong. Perlu diingat bupati Lumajang. Kalau anda kasih 5 kilo udah rasanya gede. Kalau saya tidak. Bahkan (di luar Boltim) ibu-ibu yang diberi supermi dan beras 5 kilo, (di sini) saya kasih 2 juta. Perempuan 65 tahun ke atas saya kasih 2 juta dalam JHT dan beras 10 kilo. Dan ini sudah tahun ke 4," tuturnya.
"Jadi, saya justru sebenarnya lucu ama bupati Lumajang. Urus aja tuh rakyatmu. Kalau dengan menteri biarkan saya berdebat dengan menteri supaya ada bantuan dari pusat, masak rakyat miskin keluar uang lebih dari separuh," tandas Sehan.
Ia lantas membandingkan jumlah bantuan yang diberikan pihaknya dengan bantuan yang diberikan bupati Lumajang kepada warganya.
"Anda punya 23 ton, saya punya 900 ton beras premium, gula pasir 100 ton, minyak 100 ton, 209 ribu ikan kaleng. Nah, anda kasih sedikit. Kok anda bilang mencak-mencak," katanya.
Sebelumnya, beredar pula video Bupati Lumajang Thoriqul Haq yang berkomentar keras terhadap sikap Bupati Boltim kepada Mensos.
Kritikan dari Bupati Lumajang, Jawa Timur, dilontarkan saat memantau pembagian bantuan langsung tunai, di Desa Denok yang bersumber dari dana desa.
Dia juga mencontohkan keberhasilan Kabupaten Lumajang yang telah membuat program untuk mengumpulkan beras dari masyarakat secara swadaya.