TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mundurnya Hanafi Rais dari DPR dan kepengurusan PAN semakin mengindikasikan adanya perpecahan di tubuh partai berlambang matahari tersebut.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin, bahkan menilai munculnya partai baru pecahan dari Partai Amanat Nasional (PAN) hanya permasalahan waktu saja, setelah mundurnya Hanafi Rais.
"Soal partai baru hanya soal waktu saja. Indikasinya jelas, Amien Rais disingkirkan, Mulfachri Harahap dicopot dari pimpinan komisi III, Hanafi Rais mengundurkan diri, lalu kubu Amien Rais juga tak diakomodir," ujar Ujang ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (7/5/2020).
Baca: Tiga Fakta Seputar Pengunduran Diri Hanafi Rais: Sindiran sang Adik hingga Sudah Kemasi Barang
Ujang mengatakan potensi kemunculan partai baru akan semakin membesar melihat tidak adanya islah, rekonsiliasi, dan justru konflik yang tak kunjung mereda di internal pimpinan Zulkifli Hasan tersebut.
Baca: Sebelum Mundur, Hanafi Rais Sudah Kemasi Barangnya di DPR Sejak 2 Pekan Lalu
Baca: Suara PAN di Pemilu 2024 Berpotensi Menurun Jika Amien Rais Bentuk Partai Baru
"Jadi soal partai baru, kemungkinan besar akan berdiri sebagai pecahan dari PAN. Tapi sebenarnya sangat disayangkan jika PAN pecah. Partai yang lahir dari rahim reformasi sayang jika harus terbelah menjadi dua," kata dia.
Di sisi lain, Ujang juga mengungkap munculnya partai baru akan berdampak pada suara PAN di kontestasi politik 2024.
Apalagi, faktor Amien Rais sebagai mantan Ketua Umum Muhammadiyah akan membuat pendukung beralih.
"Ini akan berdampak bagi suara PAN di 2024. Karena pendukung Amien Rais itu masih banyak," katanya.
"Dan partai baru bentukan Amien Rais nanti bisa menggunakan basis masa Muhammadiyah. Karena seperti kita tahu, Amien Rais merupakan mantan Ketum Muhammadiyah," Ujang menambahkan.
Ketokohan Amien
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Amien Rais berpotensi membuat partai politik baru pasca-mundurnya Hanafi Rais.
Anak sulung Amien Rais itu diketahui mundur dari kepengurusan PAN dan anggota DPR fraksi PAN periode 2019-2024.
Menurut Adi Prayitno, partai baru bentukan Amien Rais hanya tinggal menunggu waktu saja.
"Amien Rais punya segalanya untuk bikin partai politik baru. Ketokohan dan para loyalisnya masih kuat. Tinggal tunggu waktu saja," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (7/5/2020).
Namun, Adi mengingatkan tantangan jika Amien hendak membuat partai politik baru.
Tantangan itu, lanjut Adi, adalah meloloskan partai ke DPR RI untuk berkontestasi dalam perpolitikan nasional.
"Yang susah itu meloloskan partai ke Senayan karena ambang batas parlemen lumayan tinggi," ujar pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah itu.
3 Fakta seputar pengunduran diri Hanafi Rais
Kabar mundurnya putra Amien Rais ini beredar di tengah Rapat Kerja Nasional I PAN secara virtual pada Selasa, 5 Mei 2020.
Berikut tiga fakta menarik seputar pengunduran Hanafi Rais yang coba dirangkum Tribunnews.com.
1. Disampaikan lewat surat
Mundurnya Hanafi Rais ini disampaikannya melalui sebuah surat. Dalam surat yang ditandatangani Hanafi dan bermaterai tersebut, dia menyatakan mundur dari kepengurusan partai dan juga anggota DPR periode 2019-2024.
Baca: Sebelum Mundur, Hanafi Rais Sudah Kemasi Barangnya di DPR Sejak 2 Pekan Lalu
Baca: Anak Sulung Amien Rais, Hanafi Rais Mundur dari PAN, Mumtaz Rais Sindir Tak Dewasa dalam Berpolitik
Berikut isi surat Hanafi Rais
Pasca-kongres Februari lalu, saya punya harapan dan berikhtiar agar PAN bisa menegakkan prinsip keadilan untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan sesama kader. Kita semua tahu bahwa PAN telah melewati proses kongres yang sarat dengan kekerasan dan mencoreng wajah partai sendiri. Kita hendaknya sudah dan terus mentaubati apa yang telah terjadi jika ingin Allah ridha dengan partai ini.
Saya menilai PAN melewatkan momentum di atas untuk memperbaiki diri lebih bijaksana dalam berorganisasi dan bersikap. Kecenderungan melakukan konformitas terhadap kekuasaan, sekalipun didahului dengan kritik-kritik, bukan sikap yang adil di saat banyak kader dan simpatisan menaruh harapan PAN menjadi antitesis dari pemegang kekuasaan.
Allahu 'aliimun bidzaatish shuduur. Allah Maha Tahu segala isi hati.
Oleh karenanya, bersama surat ini, saya menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan DPP PAN 2020-2025, dari Ketua Fraksi PAN DPR RI, dan dari anggota DPR RI Fraksi PAN 2019-2024.
Hanya ridha Allah yang saya tuju. Mohon maaf lahir dan batin atas segala kekurangan saya. Semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan saya dan kita semua.
2. Sudah kemasi barang sejak 2 pekan lalu
Mantan Ketua DPP PAN Agung Mozin mengungkap jika sebenarnya Hanafi Rais sudah mengemas barang-barangnya di DPR sejak dua minggu lalu.
"Ya, Hanafi sudah memindahkan barang-barangnya sejak dua minggu lalu, sudah dibawa keluar dari DPR," ujar Agung, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (7/5/2020).
Loyalis Amien Rais tersebut mengatakan memang keputusan mundur Hanafi sudah dipikirkan secara matang oleh yang bersangkutan.
Oleh karenanya, barang-barang Hanafi sudah dipindahkan sebelum yang bersangkutan mengirimkan surat pengunduran diri ke partai yang sekarang dipimpin Zulkifli Hasan tersebut.
"Iya sudah dipikirkan dengan matang (pengunduran diri Hanafi), dan barang-barang sudah dipindahkan sebelum surat itu disampaikan (ke partai)," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengkonfirmasi perihal pengunduran diri Hanafi Rais sebagai ketua Fraksi PAN dan anggota Fraksi PAN DPR RI.
"Surat pengunduran dirinya telah disampaikan ke DPP PAN. Namun secara administratif, surat itu masih belum diterima secara formal. Karena itu, belum ada pembicaraan apa pun di DPP terkait surat tersebut," ujar Saleh, kepada Tribunnews.com, Rabu (6/5/2020).
Salsh mengatakan surat pengunduran putra dari Amien Rais tersebut akan dibahas di internal partai. Pasalnya surat dari Hanafi tersebut diajukan ke partai.
"Karena itu, ini adalah urusan internal partai. Ada mekanisme yang harus diikuti terkait masalah seperti ini," jelasnya.
Anggota Komisi IX DPR RI tersebut mengatakan dirinya tak mau mendahului hasil pembahasan internal partai. Namun dia yakin dan percaya bahwa pengunduran diri Hanafi Rais tersebut akan ditolak partai.
Keyakinan Saleh lantaran sejauh ini tidak ada masalah dan kesalahan yang dilakukan Hanafi Rais. Malah sebaliknya, capaian politik dan kontribusinya ke partai sangat banyak.
"Insya Allah, mas Hanafi akan tetap ada di PAN. Kalaupun ada hal-hal yang dinilai perlu diperbaiki, akan didiskusikan dan dibicarakan secara baik-baik," tandasnya.
3. Disindir sang adik
Hanafi Rais, Putra sulung Amien Rais, menyatakan mundur dari kepengurusan Partai Amanat Nasional (PAN).
Mundurnya Hanafi Rais turut mendapat komentar dari adiknya sendiri, Mumtaz Rais.
Mumtaz Rais menghormati keputusan sang kakak yang mundur karena sudah dipikirkan dengan matang.
Namun, ia menyoroti sikap tidak ada kedewasaan berpolitik yang dicerminkan oleh sang kakak.
Baca: Ketua DPP PAN: Zulkifli Hasan Sering Puji Hanafi Rais Sebagai Kader yang Baik
Baca: Ketua DPP PAN Harap Hanafi Rais Tak Hengkang dari Partai
"Kami institusi PAN menghormati keputusan beliau yang mundur, karena tentu sudah dipikirkan dengan baik. Akan tetapi, sebagai rekan berpartai sungguh kami sangat menyayangkan keputusan tersebut karena kedewasaan dalam berpolitik tidak ditunjukkan oleh Saudaraku Hanafi Rais," kata Mumtaz melalui keterangan yang didapat wartawan, Rabu (6/5/2020).
Baca: Ketua DPP PAN: Zulkifli Hasan Sering Puji Hanafi Rais Sebagai Kader yang Baik
Mumtaz yang merupakan putra ketiga Amien Rais itu, mengatakan sudah sepatutnya semua pihak termasuk sang kakak menerima keputusan hasil Kongres PAN V.
Dalam kongres tersebut, Zulkifli Hasan kembali ditetapkan sebagai ketua umum partai berlogo matahari terbit itu.
Baca: Ketua DPP PAN Harap Hanafi Rais Tak Hengkang dari Partai
"Sudah seharusnya kita semua dapat arif dan bijaksana menyikapi kontestasi politik, khususnya terkait hasil Kongres PAN V 2020 di Kendari yang telah dimenangkan oleh Saudaraku Zulkifli Hasan secara sah dan legitimate, bahkan dengan selisih suara yang sangat telak yakni selisih 106 suara. Itu adalah kemenangan yang mutlak," ujar Mumtaz.
Menantu Zulkifli Hasan itu juga menyinggung insiden Pandean (kediaman Amien Rais), yakni kejadian pengusiran serta penganiayaan kepada dirinya pada Februari 2020.
Kala itu, PAN baru beberapa hari menggelar kongres di Kendari.
"Saya juga ingin menggarisbawahi, bahwa sikap ‘baper politik’ yang dipertontonkan oleh Hanafi Rais serta adik-adiknya yakni Hanum Rais dan Tasniem Rais, tidak akan berpengaruh sama sekali kepada saya Mumtaz Rais, sebab memang jalan yang diambil sudah berbeda sejak insiden Pandean, yakni kejadian pengusiran serta penganiayaan kepada saya pada Februari 2020 (disebabkan karena perbedaan pilihan politik di Kongres PAN)," ucapnya.
Berikut pernyataan lengkap Mumtaz Rais terkait pengunduran diri Hanafi Rais:
Untuk menyikapi perkembangan berita mengenai mundurnya Hanafi Rais sebagai anggota DPR dan mundurnya beliau dari kepengurusan PAN maka akan ada 3 kemungkinan. (Karena terus terang saya juga baru mengetahui info Hanafi Rais mundur juga dari berita yang dikirim melalui grup-grup WA).
Yang pertama. Kami institusi PAN menghormati keputusan beliau yang mundur, karena tentu sudah dipikirkan dengan baik. Akan tetapi, sebagai rekan berpartai sungguh kami sangat menyayangkan keputusan tersebut karena kedewasaan dalam berpolitik tidak ditunjukkan oleh Saudaraku Hanafi Rais.
Sudah seharusnya kita semua dapat arif dan bijaksana menyikapi kontestasi politik, khususnya terkait hasil Kongres PAN V 2020 di Kendari yang telah dimenangkan oleh Saudaraku Zulkifli Hasan secara sah dan legitimate, bahkan dengan selisih suara yang sangat telak yakni selisih 106 suara. Itu adalah kemenangan yang mutlak!
Apalagi dalam masa pandemi COVID-19 ini dimana rakyat Indonesia sedang mengalami kewalahan dan kesulitan, alangkah sungguh egois apabila kita masih memikirkan kepentingan pribadi atau golongan tertentu di atas kepentingan rakyat dan bangsa.
Kita melihat dalam Rakernas I PAN yang dilaksanakan pada hari ini tgl 5 Mei 2020 (yang baru saja mendapatkan penghargaan dari MURI), bagaimana seluruh tokoh PAN dapat bersatu dan berupaya memberikan kontribusi terbaik untuk negara. Ada Saudaraku Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, Drajad Wibowo, Asman Abnur dll, yang mengesampingkan perbedaan untuk bersama-sama memajukan partai yang kita cintai ini. Belum lagi DPW dan DPD PAN seluruh Indonesia yang turut serta memberikan bantuan kepada konstituen di daerah masing-masing.
Saya juga ingin menggarisbawahi, bahwa sikap ‘baper politik’ yang dipertontonkan oleh Hanafi Rais serta adik-adiknya yakni Hanum Rais dan Tasniem Rais, tidak akan berpengaruh sama sekali kepada saya Mumtaz Rais, sebab memang jalan yang diambil sudah berbeda sejak insiden Pandean, yakni kejadian pengusiran serta penganiayaan kepada saya pada Februari 2020 (disebabkan karena perbedaan pilihan politik di Kongres PAN).
Saya memang masih cukup muda dalam berpolitik, namun saya paham tata krama. Saya tidak menganut mental mutungan, cengeng, dan melodramatik dalam berjuang untuk kebaikan. Kami optimis, “mati satu tumbuh seribu”. InsyaAllah, kedepan akan lebih banyak bermunculan kader PAN yang lebih gahar dan potensial.
Yang kedua, mundurnya Hanafi ini bisa jadi juga adalah bentuk strategi untuk ancang-ancang menghadapi kontestasi Pilkada. Sebagaimana yang kita ketahui Hanafi sudah menjadi anggota Legislatif, maka ada kemungkinan ingin menjajal peruntungannya di jalur Eksekutif dengan menjadi Kepala Daerah, supaya bisa melayani rakyat secara langsung. Menjadi kepala daerah adalah cita-cita yang baik dan sah-sah saja, kami DPP PAN siap mendukung sepenuhnya jika itu adalah pilihan politik yang terbaik (Karena isu yang bergulir dari kawan-kawan di Jogja adalah seperti itu, antara Hanafi mau menuju Sleman 1 atau Gunkid 1).
Yang ketiga, kemungkinan Hanafi mundur ini disebabkan karena Hanafi ingin lebih berkhidmat dalam menjalani hari-hari sebagai akademisi, bisa lebih mendekatkan diri dengan biduk keluarganya. Mengambil dan menyelesaikan program doktoral di luar negeri adalah sebuah keniscayaan. Wallahu A’lam Bishawab. (Tribunnews.com/Chaerul Umam/Kompas.com)