Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pencapaian di bidang pengelolaan anggaran, kesejahteraan personel, sampai pemeliharaan diraih TNI AU selama Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) sejak 17 Januari 2018.
Kini jabatan KSAU telah resmi diserahkan kepada Marsekal Fadjar Prasetyo setelah dilantik di Istana Merdeka oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (20/5/2020).
Menurut aturan, Yuyu sendiri akan memasuki usia pensiun maksimal perwira setelah ulang tahunnya yang ke-58 pada 10 Juni 2020 mendatang.
Baca: Presiden: Sudah Saatnya Dunia Industri Berinvestasi pada Riset dan Inovasi
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama Fajar Adriyanto mengungkapkan di bidang perencanaan dan anggaran TNI AU telah berhasil menurunkan escrow account secara signifikan pada Tahun Anggaran 2019.
Fajar mengungkapkan penurunan itu mencapai Rp 436 miliar yakni dari semula sebesar 1,215 Triliun pada Tahun Anggaran 2018 menjadi 779 miliar pada Tahun Anggaran 2019.
Menurutnya hal tersebut menunjukkan kualitas perencanaan anggaran TNI AU yang semakin baik dan akuntabel.
Baca: Mendes: 78.360 Unit Ruang Isolasi di Desa Sudah Tangani 179.682 ODP
Kemudian ia mengungkapkan TNI AU juga meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI pada tahun 2018.
"Berkat kerja keras seluruh personel di berbagai jajaran, laporan pertanggungjawaban keuangan TNI Angkatan Udara pada tahun anggaran 2018, mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Hal ini menjadi bukti bahwa pengelolaan keuangan TNI Angkatan Udara semakin baik dan akuntabel," kata Fajar dalam keterangannya pada Rabu (20/5/2020).
Fajar mengungkapkan hal tersebut berdampak pada peningkatan kesejahteraan di bidang personel.
Ia mengungkapkan akibat dari opini WTP tersebut tunjangan kinerja personel naik hingga 70% pada tahun 2019.
Selain itu, Fajar mengungkapkan di masa Yuyu, TNI AU juga menghadirkan program perumahan non-dinas (TWP) guna membantu para prajurit untuk dapat memiliki rumah sebelum memasuki masa purna tugas.
Ia mengungkapkan, program tersebut telah dilaksanakan sejak dua tahun terakhir dan secara bertahap dapat membangun sebanyak 1,130 rumah pada tahun 2018 dan 1,854 rumah pada tahun 2019 (on progress 1,441 rumah, sudah serah terima 413 rumah).
Baca: Penerbangan Pertama Uni Emirat Arab ke Israel, Bawa Bantuan Medis untuk Palestina
"Selain perumahan, pertanggungan premi asuransi personel TNI Angkatan Udara juga telah ditingkatkan 25% lebih besar dari sebelumnya. TNI Angkatan Udara juga memberikan santunan kepada 46 ahli waris prajurit yang gugur dalam tugas, beserta beasiswa untuk 75 putra putri sampai lulus sekolah," kata Fajar.
Di bidang pemeliharaan, capaian yang diperoleh di masa Yuyu adalah dipertahankannya predikat zero accident.
Menurutnya, zero accident tak akan dapat dicapai tanpa adanya perbaikan manajemen dan safety culture pada kinerja pemeliharaan.
Selain itu, adanya berbagai inovasi dalam bidang pemeliharaan juga mampu menghemat anggaran negara hingga ratusan miliar rupiah.
"Beberapa inovasi itu di antaranya, peningkatan kemampuan Check-D Boeing, perbaikan simulator Hawk, perbaikan Human Centrifuge, Fully Overhaul Propeller C-130, modifikasi/rewiring engine test cell untuk uji fungsi pesawat Grob, dan berbagai inovasi lainnya. Saat ini juga berlangsung program major upgrade melalui program Falcon Star e-MLU pada 10 pesawat F-16 A/B Blok 15," kata Fajar.
Sedangkan di bidang validasi organisasi sebagai upaya untuk meningkatkan unity of command dan span of control di dalam tubuh TNI Angkatan Udara, di masa Yuyu hadir tiga komando utama yaitu Koopsudnas, Kodiklatau, dan Koharmatau sebagai bentuk peningkatan dan penyederhanaan struktur organisasi TNI AU.
Fajar mengatakan hal tersebut diperlukan sehingga organisasi akan menjadi lebih modern, efektif, dan efisien.
Fajar menjelaskan melalui Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2019 dan Peraturan Panglima TNI Nomor 37 Tahun 2019 tentang organisasi TNI berbagai satuan baru pun terbentuk.
"Satuan tersebut antara lain Wingdiktek, Wingdikkal, Yonkes Denma Mabesau, Skadik 304, Skadron Udara 27, Skadron Udara 33, Lanud Hang Nadim Batam, kemudian Depohar 80 yang terdiri dari Sathar 81, 82, 83, serta pembentukan Sathar 24, 43, 54, dan 55," kata Fajar.
Terakhir Yuyu mengatakan semua prestasi yang telah dicapai TNI AU bukanlah karena kerja dirinya semata sebagai KSAU, namun berkat kerja keras, kerja sama serta dedikasi dari seluruh komponen yang secara bersama-sama bahu membahu demi kemajuan TNI AU.
“Cintailah TNI Angkatan Udara dan tunjukkan rasa cinta itu dengan tekun bekerja, dalam suasana apa pun dan di mana pun kalian berada," pesan Yuyu kepada generasi penerus TNI AU.