News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tegaskan New Normal Bukan Berarti Pulih, AHY: Risiko Penularan Masih Tinggi

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agus Harimurti Yudhoyono (Agus Yudhoyono) bertandang menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017) siang.

TRIBUNNEWS.COM - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ingatkan perihal kedisplinan warga jika new normal diberlakukan di Indonesia.

Menurutnya putra sulng Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dispilin dan protokol kesehatan merupakan kunci beriringan dengan new normal Covid-19.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengatakan jika Indonesia akan memasuki tatanan kehidupan baru atau dikenal dengan istilah new normal.

Masyarakat harus mulai hidup berdampingan dengan Covid-19 sebelum vaksin ditemukan.

"Berdampingan itu justru kita tak menyerah, tetapi menyesuaikan diri (dengan bahaya Covid-19). Kita lawan Covid-19 dengan kedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan ketat," kata Jokowi sebagaimana Tribunnews.com kutip dari Kompas.com, Senin (25/5/2020).

New Normal memang diterapkan oleh beberapa negara yang memiliki kurva angka positif covid-19 mulai menurun.

Kini, Indonesia sudah menggaungkan new normal meski angka penyebaran covid-19 masih tinggi.

Hal ini membuat Ketua Partai Demokrat, AHY mengingatkan kedisiplinan kita.

AHY menilai jika disiplin dan protokol kesehatan adalah kunci untuk hidup berdampingan dengan virus asal Wuhan ini.

Baca: Putri Ratna Sarumpaet, Atiqah Hasiholan Pertanyakan Istilah New Normal: Saya Ogah Normal Kayak Gini

Baca: Hadapi New Normal, Kemenhub Berencana Menaikkan Tarif Angkutan Darat

"Dalam menghadapi pemberlakuan “New Normal” yang akan diimplementasikan dalam waktu dekat,
tentunya kita mesti berlaku disiplin akan protokol kesehatan yang menjadi kunci untuk hidup berdampingan dengan Covid-19." tulis @agusyudhoyono pada laman Instagramnya Rabu (26/5/2020).

Hal ini disebutkan AHY, lantaran angka penularan masih tinggi dan kurva negara Indonesia masih terus meningkat.

"Resiko penularan masih tinggi, juga perlu diantisipasi karena kurva penularan masih terus naik. Tetap disiplin jaga jarak, jaga kebersihan dan jaga kesehatan," pungkas @agusyudhoyono.

Melalui laman Facebooknya, AHY menegaskan jika kita tak boleh lengah terhadap virus corona.

"Saya amati trending topic soal New Normal. Beredar kabar banyak mall dan fasilitas umum segera dibuka, banyak pula yang akan kembali ke kantor."

Ingat, new normal bukan berarti keadaan telah pulih.

New normal berarti kita harus ekstra waspada saat kembali pada aktivitas semula‬.

Jumlah penderita kasus positif masih naik. Kita masih berjuang untuk terus menekan sebarannya.

Resiko tertular Covid-19 masih tinggi. Kita harus disiplin, menerapkan aturan, tetap jaga jarak, jaga kebersihan, jaga kesehatan sebagai new normal kita.‬

Saat ini, hanya kedisiplinan dan kesadaran kita sendirilah yang bisa menyelamatkan kita dari penyebaran wabah Covid-19.

Tetap waspada, jangan lengah dengan rutinitas. New normal harus hadirkan new habit. Keadaan kita belum kembali seperti semula," tulis Agus Yudhoyono.

Baca: Berbeda dengan PSBB, New Normal Kini Dijaga Aparat TNI Polri, Ali Ngabalin: Jokowi Memerintahkan

Baca: Wali Kota Bekasi: Seluruh Rumah Ibadah di Bekasi Mulai Dibuka Jumat Ini

Lalu apa itu new normal?

Psikolog Yuli Budirahayu ketika dihubungi Tribunnews.com menjelaskan bahwa New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Yuli menegaskan, seseorang mengadopsi perilaku hidup berbeda agar menekan risiko penularan virus.

"Ya melakukan perilaku hidup berbeda dari biasanya, seperti bekerja tetapi dari rumah (work from home), saat keluar rumah menggunakan masker, selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan lain sebagainya," kata Yuli.

"Masyarakat tidak perlu panik dan stress karena harus melakukan aktivitas seperti biasa (normal) meski dengan menggunakan tatanan atau aturan yang baru jika pada akhirnya kedua hal tersebut diterapkan," lanjutnya.

(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini