News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Refly Harun Buka Suara soal Narasumber di Balik Diskusi 'Pemecatan Presiden': Memang Tidak Aneh-aneh

Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar (kanan), dan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. Zainal Arifin Mochtar angkat bicara soal kabar batalnya seminar bertajuk pemakzulan presiden di masa pandemi Virus Corona.

TRIBUNNEWS.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menanggapi soal ramai diskusi bertema pemecatan presiden yang berujung terhadap aksi teror kepada narasumber dan anggota diskusi.

Sebagai narasumber diskusi, Guru Besar Tata Negara UII Yogyakarta, Prof. Dr. Ni'matul Huda diteror lewat media sosial dan didatangi langsung ke kediamannya.

Refly mengatakan dirinya mengenal sosok Prof Ni'ma dan menurutnya guru besar UII tersebut adalah orang yang memang mengabdikan dirinya untuk murni kepentingan akademis.

Guru Besar Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Prof. Dr. Ni'matul Huda saat memberikan perkuliahan secara daring lewat YouTube pada 16 Maret 2020. (YouTube PSHK FH UII)

• Dosen UII Diteror, Hendri Satrio Curigai Pengalihan Isu: Lagi-lagi dari Periode Pertama Pak Jokowi

 

Dikutip TribunWow.com dari YouTube Refly Harun, Minggu (31/5/2020), awalnya Refly membacakan soal poin klarifikasi yang dibuat oleh UGM.

Pada poin klarifikasi pertama dijelaskan soal teknis penyelenggaraan acara tersebut.

Dijelaskan bahwa acara diskusi memang diadakan murni oleh para mahasiswa Fakultas Hukum Universtas Gadjah Mada (UGM) yang telah selesai mengikuti ujian perkuliahan.

Acara diadakan secara mandiri tanpa menggunakan fasilitas apapun dari pihak kampus.

Sehubungan tidak adanya fasilitas kampus yang digunakan, para mahasiswa penyelenggara acara diskusi tidak meminta izin ke kampus untuk mengadakan acara tersebut.

 

Mendengar poin klarifikasi itu, Refly turut menyatakan kesepahamannya.

Ia memahami bahwa sulit untuk mengatur diskusi di media online yang memang bukan ranah kampus.

BACA ARTIKEL SELENGKAPNYA DI SINI >>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini