TRIBUNNEWS.COM - Aktivis Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) Solo, Fitri Haryani, menanggapi curhatan seorang wanita yang mengaku foto dan nomornya disebar oleh mantan kekasihnya tanpa izin.
Sebelumnya, curhatan perempuan tersebut viral di media sosial.
Belum diketahui secara pasti bagaimana kebenaran cerita yang diunggah oleh wanita tersebut.
Namun, terlepas dari itu, Manager Divisi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Masyarakat (PPKBM) itu menyarankan siapapun perempuan yang mengalami kejadian serupa agar melapor ke pihak berwajib.
Baca: Beredar Video Diduga KDRT, Ini Hal yang Membuat Korban KDRT Tetap Bertahan Meski Alami Kekerasan
Dengan begitu, Fitri menambahkan, setidaknya perempuan telah melakukan satu langkah berani dalam mengungkapkan kekerasan yang dialami.
"Siapapun perempuan yang mengalami hal tersebut bisa melakukan pelaporan ke pihak berwajib dalam hal ini ada kepolisian," kata Fitri saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (4/6/2020) malam.
"Hal tersebut penting, setidaknya sebagai salah satu langkah untuk perempuan berani mengungkapkan kekerasan yang dialami serta mengupayakan keadilan gender," tambahnya.
Dari kisah perempuan tersebut, menurut Fitri, apa yang dilakukan oleh mantan kekasihnya itu termasuk bagian dari kekerasan terhadap perempuan berbasis cyber.
Menurut pengalaman pendampingan SPEK-HAM, Fitri meyakini kekerasan serupa banyak terjadi di tengah masyarakat.
Akan tetapi, hanya sedikit korban yang mau melaporkannya karena mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut termasuk kekerasan.
"Saya yakin bentuk kekerasan tersebut semakin meningkat tetapi belum banyak kesadaran masyarakat untuk melapor."
"Sebagian masyarakat belum menyadari bahwa hal tersebut bagian dari bentuk kekerasan," sambungnya.
Baca: Tanggapan Aktivis SPEK-HAM soal Komentar Mantan Miss Universe Malaysia yang Tuai Kecaman
Fitri menambahkan, sedikitnya masyarakat yang melapor juga didasari oleh minimnya saksi untuk memproses kasus tersebut.
"Proses upaya untuk mendapatkan keadilan hukum yang minim saksinya membuat masyarakat enggan untuk melapor pada pihak berwajib," ungkapnya.
Menurut Fitri, kasus serupa dapat dilaporkan ke Polres karena hal tersebut termasuk bentuk kekerasan terhadap perempuan.
"Kasus tersebut sebenarnya bisa dilaporkan ke Polres sebagai bagian dari bentuk kekerasan terhadap perempuan," ungkapnya.
Akan tetapi, Fitri mengatakan, kasus seperti ini seringkali tak tertangani.
Hal tersebut biasanya terjadi karena minimnya bukti.
Selain itu, menurut Fitri, dampak psikologis juga belum menjadi perhatian.
"Biasanya kemudian dikarenakan tidak cukup bukti serta dampak psikologis dianggap tidak berpengaruh maka biasanya kasus menguap dengan sendirinya," kata Fitri.
"Selain itu biasanya kasus tersebut kemudian diarahkan pada kasus kriminal biasa seperti masuk dalam kasus pencemaran nama baik sehingga bisa jadi kemudian keadilan hukumnya terduga pelaku hanya mendapatkan hukuman percobaan," sambungnya.
Kendati demikian, Fitri menekankan, ia tetap menyarankan para korban untuk melapor.
Curhatan Viral di Media Sosial
Curhatan seorang wanita yang mengaku foto dan nomor ponselnya disebar tanpa izin oleh mantan kekasihnya viral di media sosial.
Melalui unggahannya di Twitter, wanita tersebut menunjukkan tangkapan layar yang memperlihatkan foto-fotonya diunggah oleh sebuah akun dengan caption yang memperolok dirinya.
Ia juga menceritakan, nomor ponselnya sudah disebarkan melalui aplikasi pesan instan sehingga banyak nomor asing yang menghubunginya.
Bahkan, wanita itu mengaku, ia banyak mendapat pesan dan foto-foto tak senonoh dari nomor-nomor asing tersebut.
Baca: Insiden Wanita Petugas SPBU Ditampar Konsumen Kembali Terjadi: Videonya Viral, Aksi Dikecam Warganet
Awalnya, ia menyebutkan, mantan kekasihnya memang tidak terima ketika ia meminta untuk mengakhiri hubungannya.
Kemudian, ia mengetahui bahwa nomornya telah tersebar dari salah seorang pria yang menghubunginya.
Menurutnya, orang tersebut mengaku mendapatkan nomornya dari sebuah aplikasi pesan instan.
Orang itu pun kemudian dikirimi nomor WhatsApp-nya dan diminta untuk menghubungi.
Curhatan perempuan ini pun sontak viral di media sosial setelah ia unggah pada Rabu (3/6/2020) kemarin.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)